Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Muncul Baliho 'Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda' di Bandung, Imbas Ucapan Arteria Soal Bahasa Sunda

Sebuah baliho besar dengan tulisan 'Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda' terpasang di sudut Jalan Diponegoro, Bandung, Jawa Barat.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Muncul Baliho 'Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda' di Bandung, Imbas Ucapan Arteria Soal Bahasa Sunda
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Foto Baliho dengan tulisan 'Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda' terpasang di sudut Jalan Diponegoro, Bandung, Jawa Barat. (Tribun Jabar/Gani Kurniawan) 

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, pernyataan politikus PDI Perjuangan Arteria Dahlan soal penggunaan bahasa daerah menuai berbagai tanggapan.

Tokoh warga Sunda di Jabar sekaligus anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, TB Hasanuddin pun angkat bicara terkait pernyataan rekan separtainya tersebut.

TB Hasanuddin mengatakan bila Arteria Dahlan sudah murtad dari ideologi partai.

Hal itu dia katakan menyikapi pernyataan rasis Arteria Dahlan yang melarang seorang kepala Kejaksaan Tinggi menggunakan bahasa Sunda dalam rapat.

Baca juga: Pengamat Sebut Ada Persoalan Etika Dalam Kasus Pelat Mobil Arteria Dahlan

"Saya pun sebagai sesama PDIP merasa, ini (pernyataan Arteria Dahlan) bukan roh, ini bukan jiwa dari PDI Perjuangan. Jadi ini menurut hemat saya keluar dari ajaran, murtad dari pakem ideologi partai. Kami (di PDIP) terkenal pluralis, kami partai nasionalis," kata TB Hassanudin di Bandung, Rabu (18/1/2022).

Ia mengaku sudah melaporkan pernyataan rasis Arteria Dahlan itu ke pimpinan Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI.

"Saya sudah lapor ke fraksi dan fraksi akan ambil tindakan," kata TB Hasanudin.

Berita Rekomendasi

Ia mengulas peristiwa sebelum Arteria Dahlan mengeluarkan kalimat rasis tersebut.

Saat itu, Kepala Kejati Jabar Asep N Mulyana menyalami Jaksa Agung ST Burhanudin.

Baca juga: Arteria Dahlan Banjir Kritikan setelah Minta Kajati yang Berbahasa Sunda Dicopot

"Saat itu ada Kajati warga Tasikmalaya, salaman ke Jaksa Agung, damang kang, kan Jaksa Agung orang Majalengka. Emang harus pakai bahasa Inggris," kata TB Hasanudin.

Baginya yang sudah duduk lama di DPR RI, tradisi berbahasa campuran antara Bahasa Indonesia dengan bahasa daerah sudah lumrah terjadi.

Dia mencontohkan, di Komisi I DPR RI, dia berkawan dengan Muhammad Farhan asal Bandung.

"Saya ketemu Farhan, kan orang Bandung. Saling sapa. Lalu ada anggota DPR dari Purwokerto ketemu sama orang Solo, ya berbahasa jawa, jadi sah-sah saja," kata dia.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Adi Suhendi)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas