Pernikahan Tanpa Restu Ibu di Medan Ricuh, Saling Bantah Pernyataan dan Sempat Dimediasi Pendeta
Pada postingan video tersebut, Asima Mariati Ema mengungkapkan bahwa anak perempuannya tersebut diambil/dinikahi tanpa ada persetujuan dari dirinya
Editor: Eko Sutriyanto
"Jadi ini kubilang sama kalian, bahkan ke Pendeta HKBP Tanjung Mulia, saya sudah datang 4 kali. Sebentar katanya, Saya terima. Inilah HKBP Tanjung Mulia yang menyetujui bahwasanya, saya sebagai orang yang melahirkan anak saya, putri kandung saya, saya besarkan dari lahir sampai dia jadi sarjana."
Karena tidak mendapat penjelasan dari pihak Gereja, Asima Mariati Ema mulanya sudah dapat mengikhlaskan, menerima pernikahan putrinya, Reftania.
Hingga akhirnya pada hari pernikahan sang putri, Ia pun datang ke Gereja HKBP Tanjung Mulia, Medan.
Asima datang bersama adik Reftania dengan tujuan untuk mengucapkan selamat atas pernikahan Reftania bersama sang suami.
Namun sayang disayang, niat baik Asima ternyata tidak mendapat respons yang baik dari pihak keluarga yang menjadi wakil dalam pernikahan sang putri.
Asima beserta putrinya alias adik kandung Reftania dilarang untuk mengucapkan selamat kepada Reftania beserta suaminya.
Baca juga: Ganjar Pranowo Jadi Tamu Tak Diundang Pernikahan Warga Banyuasin Sumsel, Ini Kata Pengantin
Lantaran dilarang menemui dan mengucapkan selamat kepada putrinya, Asima beserta adik Reftania pun kecewa dan melangsungkan aksi protesnya di Gereja HKBP Tanjung Mulia.
"Masak aku mau bertemu anakku, kalau memang ini hari bahagianya, izinkan aku ngomong sama anakku.
Tidak bisa? Di mana hati kalian? Terlalu kami cintai anak kami, biar tau aja kalian," ujar Asima.
Asima Mariati Ema pun mengungkapkan bahwa dirinya merupakan orangtua tunggal.
Ia membesarkan anaknya seorang diri hingga sang anak dapat menjadi sarjana dan mendapatkan pekerjaan yang bagus.
Karena hal tersebut, Ia mengaku sedih dan getir yang mendalam karena keluarga pihak laki-laki yang menikahi anaknya tidak ada meminta izin kepada dirinya sebagai orangtua.
Ia juga menambahkan bahwasanya dirinya merasa sang putri, Reftania hanya dimanfaatkan oleh suaminya yang tidak memiliki pekerjaan sama sekali.
Sangat jauh berbeda dengan Reftania yang memiliki pekerjaan yang bagus.