Orangtua Siswa Maafkan Guru yang Aniaya Anaknya, Wali Kota Surabaya: Jangan Dibahas Lagi
Orangtua MR, Ali Muhjayin, memaafkan guru pelaku kekerasan terhadap anaknya. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengunjungi rumah korban
Editor: Erik S
Maka, ia memastikan hal itu tidak akan terulang lagi di dunia pendidikan Kota Surabaya.
"Ketika kejadian ini terulang kembali, maka saya pastikan njenengan (anda) akan berhadapan dengan saya, karena saya tidak akan membiarkan kezaliman ada di depan mata saya. Sebab, saya akan menjaga kota ini," kata dia.
"Guru yang kemarin jangan dibahas lagi, karena setiap manusia memiliki kesalahan. Beri penguatan kepada beliau dan beri semangat agar beliau berubah, jangan dijatuhkan," kata dia.
Eri kemudian berpesan, agar para kepala sekolah dan pengawas bisa memberikan ruang kepada guru-guru, agar bisa sering berkumpul dan berdiskusi.
Sehingga, apabila nantinya terdapat suatu permasalahan, maka kepala sekolah bisa mengerti untuk membantu menemukan solusi.
"Kita boleh tegas dan disiplin dalam mendidik, tapi juga harus didasari dengan hati yang akhlakul karimah. Ini yang saya minta kepada njenengan (anda) semuanya. Para kepala sekolah adalah para pemimpin yang bisa membawa guru dalam satu perahu besar, yakni perahu pendidikan di Kota Surabaya," ujar Eri.
Selain itu, untuk membentuk karakter siswa yang berlandaskan dengan agama, ia berharap para guru bisa mendekatkan hatinya kepada para siswa.
Serta memberikan pemahaman agama berdasarkan kepercayaan masing-masing siswa, 30 menit sebelum pulang sekolah.
"Pemimpin adalah orang yang berjuang membentuk karakter anak menjadi seorang yang lebih baik. Ayo kita ciptakan dan tingkatkan rasa keagamaan, kebaikan, dan amal jariyah," kata dia.
Eri berharap agar tidak ada perbedaan antara sekolah negeri dan swasta di Kota Surabaya.
Baca juga: Polsek Kupang Barat Amankan 2 Tersangka Pelaku Penganiayaan IRT hingga Tewas
Menurut dia, jika hal ini terjadi, maka akan memicu kesenjangan antar murid di Kota Pahlawan.
"Agar semua anak di Kota Surabaya itu perasaannya sama dan tidak ada perbedaan kasih sayang dan tidak memiliki rasa jumawa. Itulah tugas seorang guru," jelas dia.
Eri meminta pada Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh, terutama kepada para guru, kepala sekolah, dan pengawas yang beragama Islam untuk berzikir.
Dengan harapan, mampu membuat Kota Surabaya menjadi kota yang aman dan tenang.
"Waktunya kita bekerja dengan hati, menghormati orang lain, dan dengan akhlak yang mulia. Semua kalau membaca itu, Insya Allah akan terjadi, Kita dijauhkan dari Covid-19, menjadikan anak-anak kita memiliki akhlakul karimah, dan dijauhkan dari musibah," ujar dia. (Kontributor Surabaya, Ghinan Salman)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.