Enam Turis dari Jepang ke Bali Diharapkan Hidupkan Lagi Wisata Bali
Pihaknya berharap hal tersebut mampu kembali menghidupkan pariwisata Bali yang sudah lama terpuruk akibat Covid-19.
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Pembukaan penerbangan internasional ke Bali disambut baik oleh banyak pihak, salah satunya adalah DPRD Provinsi Bali.
Ketua Komisi II DPRD Bali, Ida Gde Komang Kresna Budi mengatakan, pihaknya menyambut baik kebijakan tersebut.
Pihaknya berharap hal tersebut mampu kembali menghidupkan pariwisata Bali yang sudah lama terpuruk akibat Covid-19.
Apalagi, para wisatawan mancanegara yang datang tersebut harus menjalani karantina di hotel-hotel yang ada di Bali.
"Harapan kita di komisi II, selama ini kan semua di Jakarta karantinanya. Sekarang agar dialihkan semua penerbangan internasional semua ke Bandara Ngurah Rai Bali, dan karantina di Bali semua," jelas Kresna Budi, Rabu (2/2).
"Kan bisa menghidupkan hotel di Bali dulu. Pekerja juga semua bisa jalan. Jika sehari kita dapat 15 sampai 20 pernerbangan kan bagus mengembalikan ekonomi Bali," tegasnya.
Kresna Budi menambahkan, pihaknya berharap Presiden memfokuskan Bali sebagai tujuan penerbangan internasional dan karantina mengingat Bali yang paling menderita akibat pandemi Covid-19.
"Harapan kita presidan fokuslah Bali dulu, karena Bali yang paling menderita. Ini kabarnya kan baru dua langsung ke Bali. Kalau bisa kan semuanya agar ke Bali dulu," tegasnya.
Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, I Nyoman Nuarta yang juga Tour Guide khusus tamu Jepang mengungkapkan rasa senangnya terkait adanya turis mancanegara yang berasal dari Jepang akan datang ke Bali.
"Menurut saya itu suatu hal yang positif sekali bagi kita di pramuwisata dan Bali pada umumnya. Karena hampir dua tahun kita nihil wisman, besok menjadi restart pariwisata Bali. Restart itu artinya mengulang lagi tentang pariwisata Bali seutuhnya. Walaupun diawali dengan flight dari Narita. Ini merupakan hal yang positif menjadikan kembali Bali akan menjadi destinasi yang sangat populer lagi," ujarnya, Rabu.
Untuk menyambut tamu Jepang, Nuarta mengatakan seluruh stakeholder pariwisata di Bali sudah mempersembahkan untuk menyambut kedatangan tamu Jepang, mulai dari pemandu wisata Jepang yang jumlahnya hampir 800 orang.
Selain itu terdapat 7.500 pemandu wisata dengan 11 divisi bahasa. Artinya bahwa kesiapan sumber daya pemandunya sudah siap untuk menerima atau meng-handle wisman yang datang ke Bali.
"Saya ikut menyambut tamu Jepang di Bandara. Sebagian besar anggota GIPI hadir besok untuk menerima kedatangan pesawat pertama sejak Covid-19 ke Bali. Jadi yang paling penting adalah wisman yang datang itu menjadikan magnet sebagai pemantik atau influence pengaruh untuk wisman yang lain sembari pemerintah pusat harus menyesuaikan regulasi tentang persoalan visa ya agar wisman yang lain bisa datang ke Bali," tambahnya.
Terkait dengan jumlah wisman yang datang besok walaupun nantinya jumlahnya masih sedikit baginya bukan masalah. Karena sedikit banyaknya wisman yang datang minimal ada kedatangan dari open border internasional.
DPD HPI Bali menurutnya telah mendorong pemerintah sesuai dengan diskusi yang telah dilakukannya dengan pemerintah pusat dan Pemprov Bali, dimana sudah dipastikan bahwa seluruh negara bisa berkunjung ke Bali.
"Tanggal 16 Februari yang saya baca di media itu kan kedatangan carter flight dari Singapura ke Bali. Artinya Omicron tidak menjadi alasan ya untuk menunda wisman datang ke Bali. Omicron beda dengan Delta. Jadi kalau delta daya penyebaran yang mempengaruhi imunitas orang menjadi sakit cepat," katanya.
Sementara itu, dari informasi terakhir yang ia dapatkan mengenai persoalan visa, untuk saat ini jumlahnya tidak ditentukan, namun wisman tetap menggunakan visa yang sudah ditentukan tetapi jumlahnya tidak dibatasi sepanjang konsumen atau wisman yang datang ke Bali bisa mendapatkan klaim lewat online. (gil/sar)
Baca juga: Perdana, Hari Ini Bali Kedatangan Turis Asing Sebanyak Enam Orang, Berasal dari Jepang