Seorang Guru SD Dibunuh Mantan Suami di Sekolah, Pelaku Ingin Ajak Rujuk tapi Korban Menolak
Seorang guru SD dibunuh mantan suaminya di sekolah. Pelaku ternyata ingin mengajak rujuk lagi namun ditolak.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Seorang guru SD dibunuh mantan suaminya di sekolah.
Pelaku ternyata ingin mengajak rujuk lagi namun ditolak.
N (56), warga Kota Bandung, Jawa Barat tega menghabisi nyawa mantan istrinya, AR (50).
Perampasan nyawa itu terjadi di SDN 032 Tilil Sadang Sarang, tempat korban bekerja, Senin (7/2/2022).
Pelaku telah menyiapkan senjata tajam berupa pisau dapur untuk menghabisi nyawa korban.
Sebelum menikam korban, keduanya sempat cekcok.
Korban kemudian masuk sekolah, namun pelaku mengejar korban dari belakang.
N memiting korban dan langsung melakukan penganiayaan terhadap korban hingga nyawanya tak tertolong.
Baca juga: Detik-detik Remaja Rudapaksa dan Bunuh Gadis SMA di Siak, Terungkap Siasat Pelaku Jebak Korban
Motif Pembunuhan
Mengutip Kompas.com, ada beberapa motif yang menjadi alasan pelaku menghabisi nyawa mantan istrinya.
Hal itu disampaikan Kapolsek Coblong Kompol Nanang Sukmajaya.
"Ada beberapa motif yang terjadi, salah satunya itu berdasarkan keterangan saksi yang bersangkutan itu (pelaku) ingin rujuk lagi namun (korban) menolak," katanya di Mapolrestabes Bandung, Selasa (8/2/2022).
Motif lain, lanjut Nanang, pelaku ingin ikut bergabung ke acara pernikahan anak bungsu mereka.
Akan tetapi, tidak diperkenankan oleh si anak karena ayahnya tak pernah mengurusnya selama 22 tahun.
Diketahui, pelaku dan korban telah bercerai sejak 2007.
Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai dua orang anak.
Anak sulung mereka telah menikah dan anak bungsu merencanakan menikah pada akhir pekan nanti.
"Berdasarkan fakta yang ada, salah satu latar belakang dugaan pembunuhan tersebut menyebabkan kekecewaan terhadap mantan suami," beber Nanang.
Baca juga: Detik-detik Remaja Rudapaksa dan Bunuh Gadis SMA di Siak, Terungkap Siasat Pelaku Jebak Korban
Anak Minta Ayahnya Dihukum Mati
Kristian Nur Cahyo (26), anak sulung keduanya, merasakan kehilangan mendalam atas kepergian ibunya.
Dimatanya, sang ayah yang merupakan pelaku pembunuhan ibunya, memang memiliki sikap tempramental.
"Ayah memang tempramen orangnya, suka emosian. Tapi, apa yang dia lakukan kemarin itu saya pikir sudah melebihi batas kewajaran," kata Kristian, sebagaimana dilansir Tribun Jabar.
Dia berharap, sang ayah dapat diberi hukuman setimpal atas perbuatan kejinya.
"Sebagai anak pertama, saya mengikhlaskan kepergian ibu, tapi tetap namanya hukum harus tetap berjalan dan pelaku harus diadili seadil-adilnya."
"Saya juga ingin ayah jera dan merasa menyesal seumur hidup kalau bisa hukman mati karena ini sudah tindakan berencana dengan membawa pisau dari rumahnya," terangnya.
Baca juga: Pengendara Motor di Sukabumi Tewas Mengenaskan, Gara-Gara Gagal Menyalip Truk Kontainer
Baca juga: Dugaan Penganiayaan di Kerangkeng Bupati Langkat, Ditemukan Kuburan Korban Tewas dan Alat Penyiksaan
Pengakuan Pelaku
Masih dari Tribun Jabar, pelaku berdalih membunuh AR karena cemburu mantan istrinya berselingkuh dengan pria lain.
Padahal, ia dan korban sudah sepakat untuk rujuk.
"Karena perselingkuhan. Perselingkuhan antara guru dengan guru," kata N saat gelar perkara di Mapolrestabes Bandung, Selasa.
Ia membantah pembunuhan itu dilakukan lantaran tidak dilibatkan dalam pernikahan anaknya.
"Bukan (karena tak dilibatkan di pernikahan anak)," ujarnya.
Setelah bercerai pada 2007, belakangan keduanya sempat ingin rujuk.
Namun, N mendapat informasi bahwa ada perselingkuhan yang dilakukan oleh mantan istrinya tersebut.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul SOSOK Nono, Pelaku Rajapati Guru SD di Bandung, Anak Bilang Temperamen, Setuju Ayahnya Dihukum Mati dan PENGAKUAN Pelaku Rajapati Guru SD di Bandung: Kami Sudah Mau Rujuk, tapi Dia Ternyata . . .
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Muhamad Nandri Prilatama/Nazmi Abdurrahman, Kompas.com/Agie Permadi)