Laporan Wartawan Tribun Medan Alif Al Qadri Harahap

TRIBUNNEWS.COM,TANJUNGBALAI - DPD Golkar Sumut menunjuk Sri Silvisa Novita mengisi pergantian antar waktu (PAW) jabatan Wakil Wali Kota Tanjungbalai.

Keputusan ini menimbulkan polemik di tengah masyarakat mengingat ia istri dari M Syahrial, mantan Wali Kota Tanjungbalai yang ditangkap dalam kasus suap dan korupsi.

Tidak seharusnya istri koruptor ditunjuk sebagai Wakil Wali Kota Tanjungbalai.

Pengamat politik, Fernanda, Selasa (15/2/2022) menilai, sebenarnya sah-sah saja ini terjadi namun berdasarkan etika politik, ini tidak benar.

"Demokrasi di Tanjungbalai masih terlihat bahwa demokrasi dinasti," kata Fernanda. 

Baca juga: Perjanjian Ekstradisi Indonesia-Singapura Dinilai Memudahkan untuk Tangkap Koruptor

Ia mengatakan, meskipun DPD Golkar Sumut sepakat menunjuk Sri Silvisa Novita sebagai PAW Wakil Wali Kota Tanjungbalai, belum tentu masyarakat senang dengan keputusan ini. 

"Nah, apakah masyarakat menerima atau tidak, itu juga harus dipertimbangkan.

Meskipun di sana dampak seorang ayah dan kekeluargaan sangat berpengaruh, namun tetap dipikirkan terkait tanggapan masyarakat," katanya.

Pasalnya, hal serupa pernah terjadi di Kabupaten Karo, Sumatera Utara saat ayahnya meninggal dunia, dan anaknya diangkat sebagai penggantinya.

 "Di situ terlihat bahwa dampak sosok seorang ayah itu sangat kuat," katanya.

Ia mengaku, penetapan Wakil Wali Kota Tanjungbalai nantinya dapat dikaji sebaik-baiknya oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tanjungbalai.

"Pastinya DPRD harus memperhatikan serta mengkaji hal ini dengan sungguh-sungguh. Apakah masyarakat menerima atau tidak. Hal itu wajib dipertimbangkan," pungkasnya. (cr2/tribun-medan.com)
 
 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Pengamat Sebut Penunjukan Istri Koruptor Jadi Wakil Wali Kota Tanjungbalai Bentuk Dinasti Politik