Pengusaha Tahu Tempe di Serang Banten Mogok Produksi, Pekerja Terpaksa Pulang Kampung
Suhemi (40), pekerja, mengatakan mogok produksi membuat sebagian pekerja di tempat produksi tahu memilih pulang kampung
Editor: Erik S
Laporan TibunBanten.com, Desi Purnamasari
TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Sejumlah pekerja kehilangan pekerjaan terdampak aksi mogok kerja pengusaha tahu dan tempe di sebuah pabrik di Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten.
Berdasarkan pemantauan TribunBanten.com pada Senin (21/2/2022) ini, tampak pekerja sedang bersih-bersih.
Suhemi (40), pekerja, mengatakan mogok produksi membuat sebagian pekerja di tempat produksi tahu memilih pulang kampung.
“Ya, sebagian ada yang milih pulang kampung ke Cianjur, tetapi ada juga yang masih di sini,” kata dia, saat ditemui di lokasi kepada TribunBanten.com, Senin (21/2/2022).
Baca juga: Perajin Tempe Tahu Mogok, Pemerintah Tak Boleh Tutup Mata, Harus Diversifikasi Negara Pemasok
Namun kebanyakan yang tidak memilih pulang pun karena tidak ada biaya pulang ke kampung halaman.
Ia sangat terpukul adanya kenaikan harga kedelai impor, bahkan ia pun memilih tidak pulang kampung dan bekerja serabutan untuk sementara di Pamarayan.
“Sekarang kebanyakan produksi tahu nombok karena biaya kedelai mahal sehingga membuat para perajin tahu rugi,” tegasnya.
Dirinya pun menuturkan selama aksi mogok produksi hanya melakukan bersih-bersih di gudang.
Baca juga: Perajin Mogok Produksi, Penjual Tahu Tempe Merugi hingga Rp 300 Ribu per Hari
“Kita harap harga kedelai bisa turun lagi sehingga kita bisa bekerja dan mencukupi keluarga,” ucapnya.
Berita ini telah tayang di Tribun Banten berjudul:
Derita Pekerja Pabrik Tahu: Harga Kedelai Melejit, Pilih Pulang Kampung untuk Bertahan Hidup