Kebakaran di Pesantren Karawang, Santri Ini Sempat Berusaha Selamatkan Temannya
Alif menjadi santri di Pondok Pesantren Miftahul Khoirut tersebut baru berjalan dua tahun sejak umur 10 tahun.
Editor: Erik S
"Kejadiannya ini di lantai 2 dan bangunannya itu dari kayu," kata Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono di lokasi kejadian, Senin (21/2/2022).
AKBP Aldi Subartono mengungkapkan, dalam kejadian kebakaran tersebut sebanyak delapan santri tewas dan dua santri mengalami luka-luka.
Baca juga: Keluarga Korban Kebakaran Pesantren Datangi RSUD Karawang: Identifikasi Jenazah Masih Berlangsung
Peristiwa kebakaran tersebut terjadi di lantai dua. Saat itu para santri tengah beristirahat di kamar tersebut.
Dari informasi awal yang diterima polisi, api muncul bermula dari percikan kipas angin. Kemudian membesar setelah percikan api tersebut mengenai kasur di dalam kamar.
"Dugaan awal masih di dalami, kita sudah melakukan olah TKP, langkah-langkah kita saat awal kejadian muspika cilamaya berkoordinasi pihak damkar bpbd stakeholder terkait membantu dan menolong kejadian di lapangan," katanya.
Penyuluh Agama Kecamatan Cilamaya Kulon, Sri menceritakan kronologi kebakaran yang ia ketahui dari pengurus pesantren.
"Sebagian santri bisa lewat, namun yang delapan ini tidak bisa lewat, karena api membesar di bagian pintu keluar yang melalui tangga," kata Sri kepada Tribun Jabar di lokasi, Senin (21/2/2022).
Sri mengatakan, delapan santri yang tewas juga tidak keluar melalui jendela kamar, karena jendela kamar asrama di lantai 2 tersebut di pasang besi tralis.
"Mau keluar lewat jendela, tetapi pakai tralis," katanya.
M Gojali (39) warga Desa Sumurgede, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang air matanya menetes ketika melihat kondisi delapan santri di kamar terbakar.
Delapan santri menjadi korban meninggal dalam kebakaran Pesantren Miftakhul Khoirot, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang.
Gojali bercerita, mengetahui pesantren yang tak jauh dari rumahnya itu terbakar dari grup whats app. Ia yang berada di daerah Lamaran, mengetahui itu ia langsung datang ke lokasi.
Baca juga: Kebakaran di Asrama Polisi Nagari Muaro Sumbar Hanguskan Empat Rumah dan 3 Motor
"Saya lihat di grup WA, saya langsung ke lokasi," kata Gojali kepada Tribun Jabar.
Gojali memang terbiasa menjadi relawan kemanusiaan. Setelah ke lokasi, api yang membakar kamar santri sudah padam, hanya tersisa puing-puing dan mayat santri yang belum dievakuasi.