8 Santri Korban Kebakaran di Pesantren Karawang Ditemukan Berpelukan, Begini Kesaksian Damkar
Para korban tersebut tampak saling berpelukan seperti saling melindungi.
Editor: Erik S
Pihaknya pun tengah menyelidiki lebih dalam perihal penyebab kebakaran itu. Mereka yang menjadi korban saat itu tengah istirahat tidur siang.
Delapan yang meninggal tak sempat menyelamatkan diri lantaran api membesar di pintu keluar.
Dibangun sejak 1932
Pesantren yang berada di Desa Mangungjaya, Kecamatan Cilamanya Kulon, Kabupaten Karawang itu dikenal sebagai pesantren tahfiz pertama di Karawang.
Pesantren tersebut dibangun pertama kali oleh Kyai Haji Zarkasih pada tahun 1932.
Sang Kyai kemudian mencari ilmu ke ke Syekh Tubagus Ahmad Bakri atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mama Sempur di Purwakarta.
Baca juga: Kebakaran Pondok Pesantren di Karawang, Polisi Periksa 5 Saksi
Setelah belajar dari Mama Sempur, Kiai Haji Zarkasih mendirikan Pesantren Pusaka.
Abdul Muhaimin (31), pengurus pesantren bercerita kala itu pesantran diikuti oleh bapak-bapak.
Namun dengan berjalannya waktu banyak anak-anak yang ikut mengaji.
"Awalnya hanya pengajian bapak -bapak. Kemudian lama - lama anak-anak juga ikut ngaji. Santri kalong istilahnya," kata Muhaimin.
Sang Kyai kemudian menikahkan anak perempuannya dengan penghapal Al-Quran, Kai Haji Muhtadin Al Hafiz.
Baca juga: Kebakaran di Pesantren Karawang, Santri Ini Sempat Berusaha Selamatkan Temannya
Sang menantu kemudian meneruskan Pesantren Pusaka dan menggantinya dengan nama Pesantren Miftahul Khoirot.
Dipimpin generasi ketiga, miliki 600 santri
Muhaimin bercerita saat ini pondok pesantren dipimpin oleh generasi ketiga yakni Kiai Haji Agus Muhtadin.