Pembunuh Mahasiswa Unej 10 Tahun Lalu: Sering Diejek Calon Mertua, Kuliah Tidak Lulus, Jadi Terapis
Tersangka A ini sering diejek calon mertuanya ketika itu, karena dianggap kurang secara ekonom
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Dua tersangka pembunuh Galau Wahyu Utama (19), mahasiswa FKIP Universitas Jember (Unej) akhirnya ditangkap polisi.
Keduanya ditangkap ketika kasus tersebut berumur 10 tahun kurang 5 hari.
Galau ditemukan meninggal dalam kondisi jasad terbakar di sebuah lahan kosong di Jl M Yamin Kelurahan Tegalbesar, Kaliwates, Jember, Jawa Timur, Selasa (26/2/2022).
Pekan lalu, tim Pidana Umum Satreskrim Polres Jember terbang ke Bali, karena mengendus keberadaan calon tersangka di Pulau Dewata. Senin (21/2/2022) pukul 03.00 Wib, polisi berhasil membekuk satu orang tersangka yakni Arif Rachman Hakim (33).
Baca juga: Kasus Pembunuhan Mahasiswa Jember 9 Tahun Lalu akhirnya Terungkap, 1 Pelaku Ditangkap di Bali
Dia adalah warga Desa Sukowiryo Kecamatan Jelbuk yang sejak tahun 2015 merantau ke Bali.
Di Bali, Arif bekerja sebagai terapis pijat.
Setelah menangkap Arif, polisi pun menangkap rekan Arif dalam membunuh Galau, yakni M Rofiqi (30) warga Desa Kamal Kecamatan Arjasa.
Polisi menangkap Rofiqi di rumahnya di Arjasa.
Arif mengaku kalau dirinya yang mengajak Rofiqi, teman SMP-nya di Jelbuk.
Kedua orang ini merupakan teman kecil.
"Saya yang mengajak Rofiqi, bahkan yang memintanya membantu saya," ujar Arif.
Baca juga: Kasus Pembunuhan Mahasiswa Jember 9 Tahun Lalu Terungkap, Pelaku Ditangkap, Ini Motifnya
Membantu itu adalah membantunya mencuri mobil.
Karena dia sudah gelap mata akibat kerap diejek calon mertuanya.
"Tersangka A ini sering diejek calon mertuanya ketika itu, karena dianggap kurang secara ekonomi," kata Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo dalam rilis, Kamis (24/2/2022).
Dia merencanakan pencurian mobil agar bisa memiliki mobil sendiri.
Jika memiliki mobil, maka dia akan dipandang mampu dari sisi finansial atau ekonomi.
Galau Wahyu Utama, pemilik Mobil Honda Jazz keluaran tahun 2012, yang menjadi incaran.
Baca juga: Ritual Maut di Jember, Ketua Kelompok Tunggal Jati Nusantara Jadi Tersangka
Dia akhirnya berhasil merampok mobil Galau, bahkan membunuhnya.
Lalu darimana polisi berhasil membekuk Arif?
Kapolres Hery menyebut adanya petunjuk baru membuat polisi bisa membekuk Arif.
Sayangnya, Hery tidak mau membeber petunjuk tersebut.
Dari informasi yang dihimpun Surya, terungkapnya pembunuhan tersebut bermula dari mobil Jazz milik Galau.
Oleh Arif, mobil itu digadaikan sebesar Rp 30 juta.
Mobil itu rupanya berpindah-pindah tangan, sampai akhirnya tahun lalu, mobil tersebut mengalami kecelakaan di sebuah kecamatan di Kabupaten Jember.
Polisi menangani peristiwa kecelakaan itu, sampai akhirnya diketahui, jika mobil itu tidak jelas siapa pemiliknya karena tidak ada suratnya.
Polisi yang melacak, mendapati mobil tersebut pernah berada di rumah Arif di Desa Sukowiryo Kecamatan Jelbuk.
Pelacakan polisi terus berlanjut, hingga akhirnya bisa mengendus keberadaan Arif di Bali, dan menangkapnya.
Pembunuh Mahasiswa Jember Kerap Nongkrong di Kampus, Sempat Kuliah Tapi Tak Lulus
Arif Rachman Hakim tidak lulus dari Fakultas Hukum Unej.
"Tinggal skripsi, tidak dilanjutkan, jadi tidak sampai lulus," ujar Kepala Unit Pidana Umum Satreskrim Polres Jember Ipda Bagus Dwi Setiawan, Kamis (24/2/2022).
Baca juga: UPDATE Kasus Ritual Maut di Pantai Payangan Jember, Pimpinan Tunggal Jati Nusantara Jadi Tersangka
Saat peristiwa terjadi tahun 2013, Arif masih berusia 23 tahun. Pemuda itu kerap nongkrong di kampus.
Karena itu pula, dia mengetahui adanya mobil baru.
Mobil baru itu melintas di jalan antara FKIP, FH, dan Fakultas Ekonomi (sekarang Fakultas Ekonomi dan Bisnis), yang terhubung dengan gerbang kampus yang menghadap Jl Jawa.
Kala itu, gerbang di Jl Jawa itu merupakan juga menjadi salah satu jalur keluar dari kampus Unej.
Melihat mobil baru itu, Arif membuntutinya bersama M Rofiqi, temannya.
Arif rupanya menjadikan mobil baru itu target pencurian.
Baca juga: Gelagat Wanita Penyuka Sesama Jenis Sebelum Bunuh Koki Muda di TPU Kober, Pacar Korban Sempat Curiga
Mobil itu dikemudikan Galau Wahyu Utama (19) yang baru keluar dari kawasan kampusnya, FKIP, pada 25 Februari 2013.
Mobil tersebut menuju Jl Raden Patah Kelurahan Kepatihan Kecamatan Kaliwates.
Di situlah Galau tinggal selama kuliah di Unej.
Rumah itu merupakan rumah sang paman. Karena kosong, Galau yang asli Bondowoso, menempati rumah tersebut selama kuliah di Jember.
Berhasil membuntuti Galau, Arif mencari cara menguasai mobil tersebut.
Dia pun membaca papan nama rumah dijual, beserta nomor telpon yang bisa dihubungi.
Rumah yang dijual itu merupakan rumah paman Galau tersebut.
Baca juga: Perempuan Tua di Langkat Sumut Jadi Korban Pembunuhan: Pelaku Kabur dari Jendela
Arif memang menelepon sang penjual rumah.
Si penjual bilang, kalau di rumah tersebut ada sang keponakan.
Arif dan Rofiqi lantas bertamu ke rumah tersebut, dan bertemu dengan Galau.
Arif meyakinkan kalau bosnya hendak bertemu karena tertarik membeli rumah tersebut.
Galau kemudian ikut bersama Arif dan Rofiqi.
Mereka bertiga berkendara memakai mobil Galau.
Galau diarahkan ke kawasan perumahan di seputaran GOR Kaliwates.
Di situlah, Arif dan Rofiqi menghabisi nyawa Galau.
Arif mencekik Galau sampai tidak bisa bernafas sampai akhirnya meninggal dunia.
Arif lantas menyetiri mobil Galau ke arah Kelurahan Mangli.
Di Mangli, kedua orang tersebut memindahkan jasad Galau dari jok tengah, ke bagasi mobil.
Kemudian mereka ke kawasan Rembangan Kecamatan Arjasa membeli bensin.
"Sampai akhirnya, tersangka membakar korban di sebuah lahan kosong untuk menghilangkan jejak, karena bingung melihat korban meninggal dunia," ujar Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo dalam rilis, Kamis (24/2/2022).
Bensin itu dipakai untuk membakar jasad Galau di sebuah lahan kosong di Jl M Yamin Kelurahan Tegalbesar, Kaliwates.
Baca juga: Perempuan Tua di Langkat Sumut Jadi Korban Pembunuhan: Pelaku Kabur dari Jendela
Sebelumnya, jasad Galau diikat. Pembakaran dilakukan pukul 02.00 Wib.
Ketika itu, seorang pencari bekicot sempat memergoki aksi mereka.
Namun sang pencari bekicot tidak curiga lebih lanjut, karena Arif menjawab sedang membakar anjing.
"Ada pencari bekicot tanya sedang bakar apa, saya jawab bakar anjing," kata Arif.
Setelah itu, keduanya kabur meninggalkan lokasi, sampai akhirnya ketika matahari terbit, sesosok jasad terbakar ditemukan.
Belakangan kemudian diketahui jasad itu adalah Galau Wahyu Utama, mahasiswa FKIP Unej.
Berita ini telah tayang di Surya Malang berjudul:
Pengungkapan Pembunuhan Mahasiswa Jember 10 Tahun Silam Bermula dari Mobil
dan
Pembunuh Mahasiswa Jember Kerap Nongkrong di Kampus, Sempat Kuliah Tapi Tak Lulus