Perjuangan Warga Pasaman Bawakan Pakaian untuk Anaknya di Pengungsian: Hujan-hujanan Bawa Koper
Bekal seadanya yang ia bawa sudah tidak lagi tersisa, terutama pakaian anak kesayangannya.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, PASAMAN BARAT -Seorang pengungsi yang terdampak gempa bumi di Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat, Syafril (35), berjuang membawa pakaian untuk anak-anaknya di pengungsian.
Syafril adalah ayah dari dua orang gadis kecil.
Kisah heroik Syafril untuk dua putrinya diketahui saat TribunPadang.com menelusuri dampak gempa di pelosok Pasaman Barat, Minggu sore tadi.
Ketika itu kami bersua di pertigaan Jorong Timbo Abu, Kenagarian Kajai, saat akses jalan ditutup sementara karena kunjungan pejabat negara.
Syafril saat itu berboncengan dengan teman laki-lakinya yang tampak sebaya dengannya.
Cuaca yang dalam keadaan gerimis, karena lama menunggu jalan kembali dibuka, secara tiba-tiba hujan semakin deras.
Baca juga: Cerita Pengungsi Gempa Sumbar: Kepala Robek Tertimpa Reruntuhan Rumah
Kami yang sama-sama menunggangi motor pun kalang kabut mencari tempat berteduh.
Saya melindungi kamera yang ada dalam tas punggung, sedangkan ia menyelamatkan seonggok kain berbungkus plastik yang ia bawa.
Ternyata itu adalah pakaian yang diambil dari rumah untuk kedua anaknya.
"Baju-baju untuk anak-anak," ucapnya singkat saat saya menanyakan keadaan barang bawaannya.
Pertanyaan yang saya lontarkan itu ternyata menjadi pembuka percakapan antara kami berdua.
Walau sebetulnya yang berteduh di teras rumah warga yang kami pilih bukan hanya kami berdua saja.
Salah satunya adalah teman saya yang membawa motor.
Dari percakapan antara kami berdua, cukup banyak pertanyaan yang saya berikan kepadanya.