Perjuangan Warga Pasaman Bawakan Pakaian untuk Anaknya di Pengungsian: Hujan-hujanan Bawa Koper
Bekal seadanya yang ia bawa sudah tidak lagi tersisa, terutama pakaian anak kesayangannya.
Editor: Erik S
Sedangkan temannya berada di Jorong Mudiak Simpang di nagari yang sama.
Saat berangkat dari pengungsian, ia menyebut cuaca dalam keadaan cerah, tapi gerimis terjadi saat dia kembali.
Dari rumah, Syafril membawa beberapa helai baju anaknya dibalut dengan mantel plastik agar tidak basah.
Sedangkan temannya membawa baju dengan sebuah koper berukuran sedang.
"Kami semuanya Alhamdulillah tidak apa-apa, semuanya sehat," jawaban terakhir Syafril setelah jalan kembali dibuka.
Saat kendaraan lain diperbolehkan lewat, kami pun bergegas melanjutkan perjalanan.
Ternyata kami telah berbicara sekitar 15 menit lebih.
Sebelum pergi, saya tak lupa memberinya semangat dan mengahadapi musibah ini.
Dalam perjalanan, Syafril terlihat memilih untuk bonceng dengan memeluk koper milik temannya.
Mereka berdua tidak menggunakan jas hujan alias mantel. Padahal hujan sedang masih mengguyur.
Baca juga: UPDATE Korban Tewas Akibat Gempa Mag 6,1 di Sumatera Barat Jadi 10 Orang, 4 Orang Hilang, 85 Luka
Pelan-pelan mereka menuju tenda pengungsian.
"Anak-anak sudah menunggu," pungkasnya.
Syafril memberi nama kedua putrinya Selfi yang kini duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar (SD) dan Safira yang masih berusia tiga tahun. (*)
Penulis: Muhammad Fuadi Zikri
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Perjuangan Syafril, Hujan-hujan Bawakan Baju untuk Dua Putrinya di Tenda Pengungsian