Deretan Pemicu Kecelakaan Pesawat Terbang di Papua, Diduga Salah Satunya Performa Pesawat
Kabupaten Puncak dan Kabupaten Jayawijaya menjadi dua wilayah yang sering kali terjadi kasus kecelakaan pesawat
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Setiap tahunnya, jumlah insiden kecelakaan pesawat terbang yang terjadi di wilayah Papua terus meningkat.
Tahun 2017 ada 6 kasus kecelakaan dan 7 insiden serius di Papua.
Jumlah itu meningkat dari tahun 2015 sebanyak 4 kecelakaan dan 2 insiden serius dan tahun 2016 dengan 6 kecelakaan dan 6 insiden serius.
Kecelakaan serius yang terjadi terakhir adalah tergelincirnya B737-300 kargo milik maskapai Trigana Air di Wamena, pada September 2016 lalu.
Kabupaten Puncak dan Kabupaten Jayawijaya menjadi dua wilayah yang sering kali terjadi kasus kecelakaan pesawat.
Di Ilaga, dalam periode Mei 2016 hingga Juli 2017, sudah terjadi 8 insiden dan accident, sementara di Wamena sebanyak 6 kejadian.
Baca juga: Pesawat SAS PK-FSW Tergelincir di Intan Jaya Papua, 6 Penumpangnya Selamat
Pada 2021, terjadi kecelakaan pesawat milik PT Smart Air mengalami kecelakaan di Bandara Aminggaru Ilaga pada Senin (25/10/2021).
Dalam kecelakaan tersebut, Kapten Pilot Kuntardi meninggal dunia usai mendapatkan perawatan medis di puskesmas Ilaga.
Pagi hari, 15 September 2021, pesawat Rimbun Air jatuh di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
Pesawat yang dipiloti oleh Kapten Agithia Mirza tersebut, jatuh usai lepas landas dari Bandara Douw Aturure, Kabupaten Nabire, menuju Kabupaten Intan Jaya.
Selain Kapten Agithia Mirza warga Bogor Jawa Barat, terdapat juga Fajar selaku kopilot, dan Iswahyudi sebagai teknisi.
Ketiga korban meninggal dunia dan dikirim ke kampung halaman masing-masing untuk dimakamkan.
Jumat (22/10/2021), pesawat cargo Jayawijaya Dirgantara dengan kode PK JRB dengan rute Wamena menuju Sentani, tergelincir dan keluar jalur runway Bandara Sentani Jayapura.
Pesawat tergelincir saat mendarat pukul 09.30 WIT.
Pada Sabtu (26/2/2022) pagi, sebuah pesawat milik Smart Air yang berisikan enam orang tergelincor di Lapangan Terbang Perintis Kampung Bauabiru, Distrik Bayabiru, Kabupaten Paniai, Papua.
Pesawat tersebut dipiloti Capt. David Alonso dan Capt. Febrian, yang terbang dari Bandara Nabire dan tak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.
Pada Senin (28/2/2022) pagi tadi, Pesawat SAS PK-FSW bermuatan sembako beserta enam orang penumpang tergelincir di Bandara Bilorai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
Baca juga: Roda Patah, Evakuasi Bus Harapan Jaya Makan Waktu 12 Jam, Mesin Jatuh Nancap ke Tanah
Pesawat tersebut tergelincir akibat ban depan pecah.
Dari sejumlah insiden kecelakaan pesawat tersebut, ada banyak faktonya.
Yang utama adalah disiplin dan prosedur yang meliputi prosedur visual flight rules (VFR), approach procedure (unstabilize approach), dan performa pesawat itu sendiri, seperti muatan, weight & balance, dan performa pesawat di ketinggian.
Selain itu, kualifikasi pilot, implementasi SMS (Safety Management System), kepatuhan terhadap aspek kelaikudaraan, alat bantu navigasi, infrastruktur bandara, serta cuaca juga turut menjadi faktor.
Untuk menekan jumlah insiden dan kecelakaan di Papua, Kemenhub telah menyiapkan beberapa upaya, seperti memperpanjang runway, meningkatkan area apron, me-review slot time, serta menambah dan memperbarui peralatan pendukung.
Peralatan-peralatan pendukung yang dimaksud seperti instrumen meteorologi, upgrade layanan navigasi, perbaikan PAPI, pemasangan dan perbaikan NDB, serta membuat SOP baru di wilayah-wilayah yang sering terjadi kecelakaan, seperti di Wamena. (Tribun Papua/Roy Ratumakin)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Ini Penyebab Seringnya Kecelakaan Pesawat di Papua
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.