Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Petugas Temukan Kerangka Surili di Blok Sangiag Ropoh, Diduga Mati karena Faktor Usia  

Berdasarkan monitoring populasi Surili di tahun 2021 di seksi Majalengka dan seksi Kuningan atau di 14 site monitor itu terpantau kehidupan Surili

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Petugas Temukan Kerangka Surili di Blok Sangiag Ropoh, Diduga Mati karena Faktor Usia  
Istimewa
Petugas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai menemukan kerangka Surili di Blok Sangiag Ropoh. 

Laporan Kontributor Tribun Jabar di Kuningan,  Ahmad Ripai

TRIBUNNEWS.COM, KUNINGAN - Petugas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai menemukan kerangka Surili di Blok Sangiag Ropoh. 

 Hasil daripada peneliti tim, kematian Surili hingga menyisakan kerangka itu akibat lanjut usia atau sekitar umur lebih 20 tahun.

Teguh Setiawan, Kepala BTNGC Kuningan menegaskan, peristiwa temuan Surili mati itu disebabkan faktor alam atau lanjut usia.

Hal ini tidak berpengaruh terhadap populasi.

"Kemudian untuk Surili mati tersebut ditemukan diketinggian 2000 MDPL sekitaran Blok Sangiang Ropoh.

Baca juga: Terbongkar,Jaringan Perdagangan Online Satwa Dilindungi, Tawarkan Surili dsan Lutung Jawa yang Sakit

Terus untuk kerangka Surili itu memiliki panjang tubuh 56 centimeter dan panjang ekor 62 centimeter," ujarnya saat di konfirmasi via ponselnya, Rabu (2/3/2022).

BERITA REKOMENDASI

Keberadaan Surili di habitat Gunung Ciremai itu masuk ke dalam hewan di lindungi dan masuk hewan langka dan terancam punah.

Berdasarkan kegiatan monitoring populasi Surili di tahun 2021 di seksi Majalengka dan seksi Kuningan atau di 14 site monitor itu terpantau kehidupan Surili tersebut.

"Untuk struktur umur, Surili di kawasan Gunung Ciremai itu terbagi dalam golongan anak ada sebanyak 14 ekor,  Surili Muda ada sebanyak 35 ekor dan Surili dewasa ada sekitar 56 ekor, dengan begitu jumlah total yang perjumpaan sebanyak 105 ekor," katanya.

Sepasang Surili Jawa (Presbytis comata) berusia tiga tahun beraktivitas di pepohonan usai pelepas liaran di kawasan Hutan Cagar Alam Talaga Patengang, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Rabu (7/9/2016). Sepasang primata endemik Jawa Barat yang diberi nama Lala dan Lili dilepas liarkan oleh pemerintah Jawa Barat bersama Aspinal FOundation sebagai bentuk menjaga kelestarian satwa liar yang dilindungi serta sebagai rangkaian menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat yang memiliki maskot Surili. TRIBUN JABAR/Bukbis Candra Ismet Bey
Sepasang Surili Jawa (Presbytis comata) berusia tiga tahun beraktivitas di pepohonan usai pelepas liaran di kawasan Hutan Cagar Alam Talaga Patengang, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Rabu (7/9/2016). Sepasang primata endemik Jawa Barat yang diberi nama Lala dan Lili dilepas liarkan oleh pemerintah Jawa Barat bersama Aspinal FOundation sebagai bentuk menjaga kelestarian satwa liar yang dilindungi serta sebagai rangkaian menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat yang memiliki maskot Surili. TRIBUN JABAR/Bukbis Candra Ismet Bey (TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/Bukbis Candra Ismet Bey)

Mengenai karakter dalam habitatnya, Surili hidup berkelompok kemudian kebiasaan dalam kelompok tersebut ada satu pemimpin kelompok alias mandah.

 "Pemimpin kelompok akan bersaing antar individu di kelompoknya sendiri, dalam persaingan tersebut itu akan bekelahi bahkan sampai mati kalau tidak mati yang kalah akan tersisihkan oleh kelompok sehingga dia soliter atau menyendiri sampai mati," katanya.


Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ada Temuan Kerangka Surili di Gunung Ciremai, Diduga Tersisih lalu Menyendiri Sampai Mati

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas