Warga Saling Dorong dan Berdesakan Saat Antre Minyak Goreng di Lahat Sumsel
Mereka warga harus berdiri berjam-jam, saling himpit-himpitan dan terjepit satu sama lain demi mendapatkan sebungkus minyak goreng
Editor: Erik S
"Ya kembali digelar operasi pasar. Tidak lain upaya penyediaan migor untuk warga dan mencegah terjadinya penjualan diatas HET,"sampai Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Lahat, Fikriansyah SE MSi.
Sebelumnya, Fikri menegaskan, kepada pengecer minyak goreng alias migor jangan lagi menjual migor diatas HET dan jika masih ditemui ada yang jual migor diatas HET, siap-siap akan diberi sanksi sesuai aturan dan audah ada surat edaranya.
“Kepada pengecer yang tidak mengikuti aturan itu, akan kita terapkan sanksi,” tegas Fikriansyah, seraya menuturkan pedagang pengecer di pasar, harap segera menyesuaikan harga dengan aturan.
HETnya ialah, Rp 11.500 perliter untuk migor curah, Rp 13.500 perliter untuk migor sederhana, dan Rp 14.000 perliter untuk migor premium semua merek.
Menurut Fikriansyah, penomena hilangnya peredaran migor di Kota Lahat, bukan karena ada oknum yang lakukan penimbunan.
Tetapi saat ini sebagian besar distributor yang ada, sudah tidak ada stok penjualan migor untuk Lahat.
“Kita semua sudah melihat realita kondisi saat ini. Senin lalu kita bersama perwakilan Auditor Kementerian Perdagangan, sudah sidak ke lima gudang disributor, dan sejumlah pengecer di migor Lahat,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Tribun Sumsel berjudul:
Warga Saling Dorong Saat Antre Minyak Goreng di Lahat, Pagar Nyaris Roboh, Ada Korban Luka