Kisah Pria Asal Bogor yang Menderita Obesitas: Sering Ngemil Sejak Menikah, Kini Beratnya 180 Kg
Sejak beberapa bulan terakhir, Singgih ini sudah tak bisa berbuat banyak lantaran penyakit obesitas yang kini dideritanya.
Editor: Erik S
Sehingga, kata dia, putranya tersebut banyak kenalan politisi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, selain menempuh pendidikan formal, di masa muda lebih banyak menghabiskan waktu dengan belajar di pondok-pondok pesantren.
Saat muda, anaknya itu bertubuh normal seperti orang kebanyakan.
Saat menikah di usia 34 tahun, kondisi tubuhnya memang sudah mulai berisi namun tidak terlalu gemuk.
"Waktu kecilnya biasa. Pas kuliah sama kecil, gak apa-apa. Pas nikah udah agak gemukan dikit," kata Tini kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (10/3/2022).
Suka Ngemil
Tini Rupianto mengatakan, tubuh putranya yang kini berbobot 180 kilogram atau 1,8 kwintal itu diduga lantaran sering ngemil.
Menurutnya, pola makan anak lelakinya yang tinggal di wilayah Kota Bogor bersama anak dan istrinya itu tidak memilki pola makan yang berlebihan.
"Dia suka ngemil, dibilangin juga susah. Ngemil makanan kecil, pisang kering, keripik. Nasi paling 10 sendok, cuman bakso suka, paling bubur, buah doyan. Gak berlebihan makannya, emang penyakitnya itu. Dia kan jantung enggak, gula enggak, paru-paru enggak. Bagus, bersih badannya," kata Tini.
Baca juga: Obesitas Pada Anak Berisiko Picu Komplikasi dari Ujung Kepala hingga Kaki, Salah Satunya Depresi
Ia melanjutkan, Singgih pernah dioperasi tahun 2019 lalu karena obesitasnya tersebut.
"Temannya banyak. Dulu pernah dirawat di PMI, yang datang (jenguk) Wali Kota, Wakilnya krunya datang semua," katanya.
Saat itu, Singgih mengalami pembengkakan besar di bagian perut dan sempat sembuh setelah dioperasi di Rumah Sakit Fatmawati dengan bantuan berbagai pihak.
Namun sekitar akhir 2021 lalu, kondisi pembengkakan di perut Singgih kembali muncul bahkan membuatnya tak bisa lagi banyak bergerak sehingga tak bisa lagi bekerja mencari nafkah.
Keluarga Singgih mencoba kembali berobat ke sejumlah rumah sakit namun kata Tini, kebanyakan rumah sakit yang dikunjunginya menyatakan tak sanggup merawat Singgih yang diperparah dengan kondisi banyaknya rumah sakit yang penuh imbas lonjakan Covid-19.