FAKTA 2 Bocah Kembar Tewas Ditabrak Pengendara Moge, Tubuhnya Terpental ke Selokan, Warga Bereaksi
Dua bocah kembar di Kabupaten Pangandaran tewas setelah ditabrak pengendara motor gede. Tubuhnya sampai terpental ke selokan.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Nasib tragis menimpa dua bocah kembar di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Hasan Firdaus dan Husen Firdaus (8) tewas setelah tertabrak motor gede.
Tubuh kedua bocah itu bahkan sampai terpental ke selokan.
Anak kembar itu tertabrak motor gede saat menyeberang di jalan raya Kalipucang-Pangandaran, tepatnya di Blok Kedungpalumpung, Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.
Peristiwa nahas itu terjadi pada Sabtu (12/3/2022) sekira pukul 13.15 WIB.
Baca juga: 2 Bocah Kembar Tewas Ditabrak Pengendara Moge di Pangandaran, Begini Tanggapan HDCI Bandung
Dihimpun Tribunnews.com, berikut sejumlah fakta terkait dua bocah kembar tewas ditabrak pengendara motor gede di Kabupaten Pangandaran:
Kronologi Kejadian
Mengutip Tribun Jabar, seorang saksi mata bernama Idin menuturkan, detik-detik kecelakaan maut tersebut.
Kejadian bermula saat rombongan Harley Davidson melaju dari arah Banjar menuju Pangandaran.
Saat tiba di lokasi, ada dua bocah kembar hendak menyeberang jalan.
"Karena motor Harley itu melaju kencang, dua anak kembar yang mau nyebrang tertabrak," katanya melalui video, Sabtu.
Idin melajutkan, motor yang menabrak korban pertama berwarna putih.
Lalu motor kedua berwarna hitam.
"Anak terpental sampai selokan. Kedua korban masih kelas dua sekolah dasar (SD) dan hendak menyebrang," ungkapnya.
Menurutnya, kedua bocah kembar itu mengalami luka parah di bagian kepala.
Baca juga: Foto 2 Moge yang Tabrak 2 Bocah Kembar di Pangandaran Jabar hingga Tewas
Baca juga: Ayah dan Anak Tewas saat Hendak Menyeberang, Tertabrak Truk Tronton di Celah Median Jalan
Pulang Bermain Hendak Pergi Mengaji
Kedua bocah kembar itu merupakan putra bungsu dari pasangan Wasmo (60) dan Empong (48).
Ibu korban, Empong mengatakan, saat kejadian, korban hendak pulang dari bermain karena akan pergi mengaji.
"Kemarin pulang main, dan setiap hari bermain di seberang jalan. Mungkin, sudah ada satu bulanan (bermain di seberang jalan) sebelum meninggal," ujarnya, seperti dilansir Tribun Jabar.
Setiap hari, kadang yang satu bermain dan yang satu tinggal di rumah.
Namun, kebetulan pada saat kejadian, kedua bocah itu bermain bersama-sama di seberang jalan.
"Biasanya kalau nyeberang didampingi, cuma kemarin gak didampingi karena gak tahu kemarin ke situ (berangkat bermain dan nyeberang jalan), dan tahu katanya ada tabrakan, meninggal," bebernya.
Sekarang, Empong dan suami hanya bisa pasrah dan tak tahu harus berbuat apa.
Sementara untuk proses hukum, ia menyerahkan kepada salah satu anaknya.
Warga Langsung Pasang Spanduk
Masih dari Tribun Jabar, setelah kejadian maut itu, warga di sekitar lokasi kejadian langsung bereaksi.
Sebagai bentuk kekesalan, mereka memasang spandung bertuliskan, "Kepada Harley Davidson Hargai Manusia".
Spanduk tersebut dipasang di samping jalan raya sekitar lokasi kejadian dua bocah kembar tewas tertabrak motor.
Warga setempat sekaligus keluarga korban, Habibi Syafarudin (48) mengatakan, spanduk itu sebagai bentuk ungkapan kekesalan warga.
"Bukan hanya keluarga, warga di sini juga sempat geram dengan adanya anak yang tertabrak motor gede," katanya, Sabtu sore.
Menurutnya, pengendara motor gede berjalan seperti yang punya jalan sendiri, padahal dikawal oleh pihak kepolisian.
"Jadi, saya harapkan ke depannya ada tindak lanjut supaya tidak terjadi lagi."
"Sekarang kami minta ada pertanggungjawaban dari pihak kepengurusan dari Harley Davidson Indonesia," terangnya.
Baca juga: Dokter Tersangka Terorisme di Sukoharjo Tewas Ditembak Densus 88, Sempat Tabrak Pagar untuk Kabur
Pihak HDCI Bandung Buka Suara
Sementara itu, Pengurus Bidang Hukum Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Bandung, Boyke Luthfiana Syahrir mengatakan, ini merupakan musibah dan pihaknya sangat berduka.
"Kami jujur sangat berduka mendalam, artinya musibah ini siapa yang mau?"
"Kami memang harus bertanggung jawab dan tidak mencari siapa yang benar dan siapa yang salah," kata dia di Mapolsek Kalipucang, seperti dikutip dari Tribun Jabar.
Dia melanjutkan, pihaknya sudah sepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan.
"Kita sepakat bermufakat, menyelesaikan permasalahan ini secara musyawarah kekeluargaan."
"Pihak korban pun sudah menerima kejadian ini, berbesar hati, Artinya musibah ini tidak disengaja," terangnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Padna)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.