Kisah Korban Binomo dan Quotex di Sumut: Tidak Hanya Hari, Sinyal pun Disalahkan Karena Kalah
Mereka juga harus menjual mobil, kehabisan uang tabungan, hingga hampir cerai dengan istrinya.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Dua warga Kisaran dan Medan, Sumatera Utara kehilangan ratusan juta rupiah karena ikut Binomo dan Quotex.
Mereka juga harus menjual mobil, kehabisan uang tabungan, hingga hampir cerai dengan istrinya.
Hingga akhirnya mereka sadar telah ditipu. Mereka membuat laporan ke Polda Sumut dan berharap agar uangnya bisa kembali dan tak ada lagi yang menjadi korban penipuan melalui trading bareng (trabar).
Pria bertubuh gempal warga Kisaran enggan menyebutkan namanya. Dia memilih agar hanya disebutkan inisialnya saja, VA. Dia mengaku ikut bermain Binomo dan Quotex sejak Agustus.
Baca juga: Sempat Absen Karena Sakit, Calon Mertua Indra Kenz Bakal Diperiksa Kasus Binomo Besok
Dia tergiur keuntungan besar dalam waktu cepat setelah melihat apa yang disampaikan atau dipamerkan para terlapor berinisial J alias NW di YouTube dan TikTok-nya.
"Uang deposit (dikirim) melalui BRI, kerugian Rp 250 juta. Menang gimana ya, sekali, besoknya kalah terus (loss)," katanya usai melapor ke SPKT Polda Sumut pada Senin (14/3/2022) sore.
Dia mengaku pertama kali mengirimkan deposit sebesar Rp 14 juta. Pernah sekali dia mengirimkan deposit sebanyak Rp 14 juta, kemudian Rp 15 juta dan Rp 15 juta dalam satu hari.
"Kalau kita lihat, orang itu kan posting YouTube, menawarkan, melihatkan apa yang didapat orang itu, gampang kali, (jadi) kita tergiur," katanya.
Istri tidak tahu
Selama ikut Binomo dan Quotex, istri maupun keluarganya yang lain tidak mengetahui. Istrinya mengetahui setelah dia menjual mobilnya, Ford Everest.
Baca juga: Dua Korban Binomo di Medan Melapor ke Polda Sumut
"Setelah tabungan habis, awalnya bukan saya jual mobil, tapi saya leasing-kan. (uangnya) untuk Binomo. Uang dari leasing habis, mobil saya jual," katanya.
Tak cuma mobil dan tabungan habis, dia pun harus menutup usaha rumah makan yang sudah dirintisnya sejak 2011. Hal tersebut dikarenakan tidak ada lagi modal atau uang yang bisa diputar.
"Bulan dua kemarin tutup rumah makan saya. Karena tak bisa berputar lagi. Uang tak ada lagi," ujarnya.
Sempat curiga