Viral Wanita Bakar RSUD Tanjungbalai, Mengamuk Minta Obat Subur Supaya Punya Anak Kembar Tiga
Insiden seorang gadis nekat membakar fasilitas RSUD Tanjungbalai, viral di media sosial. Ia meminta obat subur agar punya anak kembar tiga.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Tiara Shelavie
DP sudah sekitar empat kali mendatangi RSUD Tanjungbalai.
Setiap kali berkunjung, DP kerap membuat keributan dan menyerobot antrean untuk ditangani.
"Sampai kata teman-teman, pelaku pernah membawa sajam dan mengancam hingga mengakibatkan petugas ketakutan," kata Ikhsan, dikutip dari Tribun-Medan.com.
Baca juga: VIRAL Video Guru Mengecek HP Siswanya saat Ujian dan Diduga Langgar Privasi, Ini Klarifikasinya
Pasien tersebut memiliki permintaan agar diberi obat subur.
Ia juga mengaku masih gadis dan belum menikah kepada petugas jaga.
"Berdasarkan keterangan teman-teman tadi, permintaan pasien tersebut cukup aneh. Karena yang bersangkutan berstatus gadis meminta untuk hamil anak kembar tiga, menuntut obat kesuburan," lanjut Ikhsan.
Diduga marah lantaran permintaannya tak dipenuhi, DP nekat membakar fasilitas rumah sakit.
"Saat itu pelaku duduk, kemudian keluar dari rumah sakit dan kembali lagi sambil membawa sebuah bungkusan yang diduga bensin yang kemudian dicurahkan atau di tumpahkan ke westafel," katanya.
Diduga berstatus ODGJ
Pihak kepolisian dari Polres Tanjungbalai melakukan pendalaman terkait kejadian ini.
Hasilnya, terungkap identitas pelaku tercatat sebagai warga Kelurahan Selat Lancang, Kecamatan Datuk Bandar Timur, Kota Tanjungbalai.
Kasat Reskrim Polres Tanjungbalai, AKP Eri Prasetio mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan keluarga DP.
"Keberadaan pelaku sudah kita ketahui, kami sudah berkordinasi dengan pihak keluarga. Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, pelaku mengalami gangguan jiwa (ODGJ)," katanya dikutip dari Tribun-Medan.com.
Baca juga: VIRAL Bayi di Jeneponto Alami Pendarahan, Diduga Korban Pelecehan, Gubernur Sulsel Ikut Prihatin
Selain dari pihak keluarga, Eri juga mengaku telah mengambil keterangan dari pihak pemerintah setempat yang membenarkan bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa.
"Keterangan kepling, memang pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Namun, meskipun begitu kami tetap akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mencari kebenaran," katanya.