Ketua Dewan West Papua Ungkap Awal Mula Kasus Pemukulan Hingga Sempat Menyeretnya ke Kantor Polisi
Buchtar memerintahkan salah satu pihaknya untuk memukul, lantaran cara mengambil gambar tanpa izin itu tidak sopan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Ketua Dewan West Papua (West Papua Council) Gerakan Pembebasan Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Buchtar Tabuni bersama keenam rekannya sempat ditangkap polisi terkait kasus pemukulan terhadap aparat.
Namun Buchtar Tabuni bersama keenam rekannya akhirnya dibebaskan polisi setelah menjalani pemeriksaan di Polresta Jayapura Kota, Kamis (24/3/2022) malam.
Buchtar Tabuni bersama keenam rekannya bebas tepat pada pukul 21.28 WIT.
Setelah ke luar dari Mapolresta Jayapura, Buchtar Cs tak diantar pulang oleh polisi, namun mereka pulang bersama keluarga dan teman-temannya yang menunggu di depan Mapolresta.
Buchtar Tabuni mengklarifikasi terkait peristiwa yang dialaminya Kamis (24/3/2022) kemarin.
"Saat ini saya akan menceritakan kronologis awal kenapa sampai kemarin bisa terjadi pemukulan terhadap aparat kepolisian. Karena saya melihat berita di semua media naik, tanpa ada konfirmasi ke saya," kata Buchtar kepada awak media, Jumat (25/3/2022) siang, di Kampwolker Perumnas III, Waena, Kota Jayapura, Papua.
Buchtar menjelaskan, semua bermula ketika Pemerintahan Sementara West Papua hendak melaksanakan pertemuan internal.
"Jadi awalnya, Pemerintahan Sementara West Papua hendak lakukan pertemuan. Dan saya izinkan untuk menggunakan tempat saya. Namun, sebelum undangan datang aparat gabungan lebih dulu tiba," ujarnya.
Menurut Buchtar, ia membangun komunikasi secara baik dengan Kasat Reskrim Polresta Jayapura Kota.
Namun, hal yang membuat gaduh yakni salah seorang anggota Intel mengambil gambar.
"Pada saat diskusi dengan Kasat Reskrim, ada satu anggota berpakaian preman mengambil gambar. Ya jelas saya tidak terima, mengambil gambar tanpa izin entah tujuanya apa. Jadi saya marah dan perintahkan adik saya untuk pukul," jelasnya.
Menurut Buchtar, ia memerintahkan salah satu pihaknya untuk memukul, lantaran cara mengambil gambar tanpa izin itu tidak sopan.
Baca juga: Ditangkap terkait Dugaan Pengeroyokan Polisi, Ketua Dewan West Papua & 6 Rekannya Dibebaskan
"Cara tersebut yang membuat saya marah. Kami hargai setiap kegiatan bisa diliput. Namun, peristiwa kemarin itu ia datang dan langsung ambil gambar, ya jelas saya tidak terima. Seharusnya beritahu tujuan ambil gambar untuk apa," ungkapnya.