Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

RSUD Amri Tambunan Deli Serdang Sumut Bantah Telantarkan Bayi Prematur: Begini Penjelasannya

Bayi tersebut diberitakan sebelumnya meninggal di rumah setelah sempat diduga ditolak.

Editor: Erik S
zoom-in RSUD Amri Tambunan Deli Serdang Sumut Bantah Telantarkan Bayi Prematur: Begini Penjelasannya
via Koreaboo
Ilustrasi RSUD Amri Tambunan angkat bicara terkait kasus kematian bayi prematur yang meninggal. 

TRIBUNNEWS.COM, DELISERDANG - RSUD Amri Tambunan, Deli Serdang, Sumatera Utara angkat bicara terkait kasus kematian bayi prematur.

Bayi tersebut disebutkan sebelumnya meninggal di rumah setelah sempat diduga ditolak.

Terkait hal ini Humas rumah sakit, Sri Rezeki menegaskan kalau mereka tidak ada melakukan penolakan. Disebut pada Minggu, (10/4/2022) kondisinya alat yang dibutuhkan untuk bayi tersebut sedang habis terpakai.

"Kita tidak ada melakukan penolakan, ketika datang pukul 11.00 kita langsung layani. Bayi prematur inikan butuh penanganan khusus jadi alat CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) tempat kita terpakai semua,"ucap Sri Rezeki Rabu, (13/4/2022).

Baca juga: Polisi Bubarkan Para Pelajar yang Ikut Unjuk Rasa Mahasiswa di Medan: Kalian Ngapain?

Meski berstatus rumah sakit tipe B dan milik Pemkab Deliserdang, Sri mengakui di rumah sakit hanya ada empat yang tersedia.

CPAP ini adalah alat bantu pernapasan yang biasa dipasangkan untuk bayi di ruang NICU. Mengenai bad di ruang Nicu disebut jumlahnya hanya ada 9.

"Begitu datang ke ruang IGD langsungnya di tempatkan di ruang perawatan bayi. Diletakkan bayi di tempat tidur dan diperiksa sama dokter. Karena diperiksa makanya bayi butuh penanganan memakai CPAP. Kalau bed untuk bayi lahir normal ada tapi alat CPAP nya yang nggak ada,"kata Sri Rezeki.

Berita Rekomendasi

Mengenai pengakuan keluarga bayi yang menyebut mereka disuruh mencari rumah sakit lain sendiri juga turut dibantah.

Disebut pihak keluarga yang langsung membawa bayi ke rumah sakit lain sebelum dirujuk.

Selain itu pihak keluarga juga sudah mendapat penjelasan langsung mengenai kondisi bayi dan alat yang dibutuhkan.

Baca juga: Ketua Ranting Pemuda Pancasila di Medan Jadi Korban Penganiayaan: Diduga Perselisihan OKP

"Yang jelas alat CPAP itu sebenarnya ada di rumah sakit cuma terpakai. Dijelasin kondisi bayinya seperti itu (butuh alat) bagaimana kalau dicari rumah sakit lain?. Ditawarin juga untuk dirujuk. Disuruh keluarga berembuk karena ada kadang keluarga pasien ini maunya tetap dirawat disini. Saat itu pasien di IGD juga sedang ramai jadi keluarganya yang keluar cari rumah sakit lain,"ucap Sri.

Ia tidak menampik kalau peristiwa ini tentu akan menjadi bahan evaluasi lagi untuk mereka.

Hanya saja setelah supervisor dipanggil ditegaskan tidak ada dilakukan penolakan pasien.

Sebelumnya sempat beredar kabar pelayanan yang didapatkan oleh bayi tidak optimal lantaran status kepesertaan BPJS Kesehatan ibunya sudah lama tidak aktif.

Karena tidak ingin biaya dibebankan ke rumah sakit makanya cepat-cepat disarankan untuk ke rumah sakit lain. terkait hal ini Sri pun kembali memberi bantahan.

"Bukan karena itu (BPJS ibunya lama menunggak). Kalau ada yang mati BPJS nya kita kasihnya waktu 2x24 jam hari kerja. Banyaknya di sini pasien seperti itu, kita kasih waktu mereka untuk mengusahakan agar BPJSnya bisa aktif lagi,"katanya.

Sebelum meningal dunia, bayi prematur yang diduga sempat ditolak RSUD Amri Tambunan sempat diberi nama oleh pihak keluarga.

Anak pertama pasangan suami istri, M Fahrur Rozi dan Intan Sari warga Desa Sekip Kecamatan Lubukpakam Kabupaten Deliserdang itu diberi nama Muhammad Riski Apriliyo Ramadhan.

Kakek korban, Surya Darma menyebut nama bayi juga sudah ditanyakan ketika saat berada di rumah sakit Bina Kasih Sunggal.

Karena tidak mampu dengan biaya di ruang Nicu yang mencapai 7 jutaan perhari pada Senin malam pihak keluarga pun lebih memilih Pulang Dengan Permintaan Sendiri (PAPS).

Baca juga: Rumah Sakit di Mariupol Terkepung, 3 Bayi Prematur Ditinggal Orang Tuanya Hanya Terbungkus Selimut

Ia menegaskan saat berada di RSUD Amri Tambunan membawa cucunya ia seperti gelandangan karena tidak dilayani dengan baik.

"Kita bukan minta sama rumah sakit Amri Tambunan ini supaya cucu kita ini langsung sembuh. Tapi dilayani dululah dan ditangani dulu dengan baik. Saya minta supaya oknum pegawai di IGD itu memperbaiki akhlaknya,"kata Surya Darma yang kecewa.

Penulis: Indra Gunawan

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul BANTAH Tolak Bayi Prematur, Pihak RSUD Amri Tambunan Beberkan Kronologi Kejadian

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas