Penjualan Sapi di Malang Tidak Terpengaruh Penyakit Mulut dan Kuku
Penjualan sapi di Kabupaten Malang, Jawa Timur tidak terpengaruh adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Penjualan sapi di Kabupaten Malang, Jawa Timur tidak terpengaruh adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Abu Bakar (40), pedagang sapi di Pasar Hewan Gondanglegi Malang mengatakan harga sapi masih naik sejak H-7 Lebaran 2022.
"Harganya sekarang naik sejak H-7 Lebaran. Sapi kecil harga antara Rp 6 juta hingga Rp 7 juta. Kalau sapi besar antara Rp 18 juta hingga Rp 19 juta. Saya sekarang punya 7 sapi dagangan. Sudah laku 5 sapi hari ini," ujar Abu ketika ditemui di lapak dagangannya pada Kamis (12/5/2022).
Para pedagang berujar, telah memahami ciri-ciri sapi yang terjangkit wabah PMK. Pedagang mengklaim sapi dagangannya bebas PMK, karena telah menyeleksi kondisi sapi saat sedang kulakan ke petani.
Baca juga: Geger Penyakit Mulut dan Kuku Jangkiti Ternak, Warga Panik 30 Sapi di Aceh Tamiang Mati
"Ciri-cirinya sapi yang kena penyakit umumnya mulut berliur banyak dan di bagian kaki ada luka membusuk. Nah dari situ kami cek terus kondisi sapi kita sejak kulakan. Jadi yang dijual benar-benar sehat," sebutnya.
Pedagang menduga, PMK bisa menjangkit sapi karena faktor kebersihan.
"Biasanya memang karena pengaruh kandang yang kotor. Jadi menurut saya untuk mencegahnya yang penting kebersihan kandang," tutupnya.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Malang mengklaim wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) belum menjangkit hewan ternak di wilayahnya secara masif.
Hal tersebut didasarkan pada hasil monitor Dinas Peternakan Kabupaten Malang ke sejumlah peternak.
Baca juga: Apa Itu Virus PMK? Waspada Gejala Klinis PMK pada Sapi, Domba, Kambing, dan Babi
"Sudah pembinaan dan dikumpulkan dan telah diambil sampel. Kabupaten Malang belum ada KLB (kejadian luar biasa)," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Malang, Nurcahyo.
Kendati belum ada kasus masif, Nurcahyo mengaku pihaknya tengah mengamati secara intens hewan ternak di tiga kecamatan. Pasalnya di Kecamatan Ngantang, Bululawang dan Singosari ada hewan ternak yang diduga menampakkan gejala PMK.
"Jika indikasi agar, segera diobati dan disteril. Itu yang ada laporan di Ngantang, Bululawang, Singosari juga ada laporan. Kalau di pasar hewan belum ada laporan. Temen-temen dinas juga ngecek di pasar hewan. Dan kalau ada indikasi tidak boleh masuk pasar hewan," ujar Nurcahyo.
Penulis: Erwin Wicaksono
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Ramai Wabah PMK Tak Pengaruhi Harga Sapi di Kabupaten Malang, Pedagang: Tetap Tinggi