Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Antisipasi PMK, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tarakan Periksa Sapi Sebelum Dipotong

Antisipasi masuknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ke Tarakan, dokter periksa post mortem dan ante mortem sebelum sapi dipotong.

Editor: Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM - Antisipasi masuknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ke Tarakan, dokter periksa post mortem dan ante mortem sebelum sapi dipotong.

Dua ekor sapi diperiksa petugas dokter dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tarakan, Jumat (13/5/2022) malam.

Pemeriksaan sapi ini upaya mengantisipasi masuknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap hewan ternak sapi seperti yang saat ini menjadi topik hangat di nasional bahkan level internasional.

Kegiatan pemeriksaan sampel sapi dimulai pukul 19.30 WITA dan menggandeng unsur TNI Polri dalam hal pengawasan dan dilaksanakan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kelurahan Karang Harapan, Jalan Hake Babu.

Sedianya dua ekor sapi yang diperiksa malam ini adalah yang akan dijualkan dan dipasok oleh pedagang daging di sejumlah pasar di Tarakan setiap harinya.

" Jadi kami melakukan pemeriksaan post mortem dan ante mortem dan ini rutin kami lakukan setiap hari untuk menjaga kesehatan dari daging itu sendiri," urai drh. Richard As Situmorang, Pengawas Penyakit dan Pengendali Penyakit Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tarakan kepada TribunKaltara.com, Jumat (13/5/2022).

Kegiatan ini sebagai pemeriksaan awal dan pemeriksaan gejala klinis sebelum dilakukan pemotongan.

BERITA TERKAIT

"Sebelum masuk RPH, sapi sudah dilakukan pemeriksaan dari daerah asal. Biasanya sapi yang masuk ke Tarakan dari Gorontalo dan sudah ada sertifikat Karantina Pertanian. Hasilnya tadi tidak menunjukkan gejala PMK dan secara klinis dinyatakan sehat," beber drh. Richard sapaan akrabnya.

Dengan kemunculan PMK di Jawa Timur muncul, pengawasan di Kota Tarakan akan semakin ketat dilakukan.

"Setelah adanya imbauan pemerintah, kita lakukan deteksi dini artinya ketika kita menemukan gejala mirip kita jadikan suspek nanti diuji di laboratorium. Kalau negatif, bisa dijual dan positif maka akan dilaporkan," jelasnya.

Jika semisal ada temuan lanjutnya pihaknya akan langsung melakukan simulasi.

Masa inkubasi sendiri berlangsung 14 hari.

"Kami di bawah Balai Veteriner untuk pemeriksaan kesehatan hewan laboratoriumnya. Nanti dilaporkan ke sana," ujarnya.

Lebih lanjut saat ini petugas dari Balai Veteriner Banjarbaru sudah ada di Kaltara. Dan posisinya sedang bertolak ke Malinau dan Tana Tidung.

"Jadi sebelum mereka periksa, kami periksa juga untuk sapi yang mau dipotong nanti pukul 01.00 dini hari. InsyaAllah kalau bukan besok ke Tarakan mungkin lusa, hari Minggu mulai pemeriksaan di Tarakan, kemungkinan di beberapa wilayah, salah satunya di Kelompok Tani Flora dan Fauna Juata Permai rencananya," pungkas dr. Richard. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas