Komjen Pol Boy Rafli Amar : Indonesia masih Kekurangan Tempat Rehabilitasi Korban Narkoba
Boy Rafli mengatakan Indonesia masih menjadi pasar yang besar narkoba karena bagi bandar menjanjikan untung menggiurkan bahkan bisa 150 persen
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Ketua Induk Keluarga Minangkabau, Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, saat ini Indonesia masih kekurangan tempat rehabilitasi untuk pecandu narkotika psikotropika dan obat terlarang.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, perlu kerjasama semua pihak termasuk swasta untuk mendirikan tempat rehabilitasi.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini mengapresiasi pihak swasta yang bersedia menjadikan rumah atau vila untuk rehabilitasi pecandu narkoba.
"Saya bangga ada warga yang villanya dijadikan tempat rehabilitasi karena kebutuhan akan rumah rehabilitasi merupakan tuntutan saat ini," ujar Boy usai meresmikan Alaika & Bro Stay Health and Resort di Cibodas, Cianjur, Jumat (20/5/2022).
Boy mengatakan, saat ini 60 persen penghuni lembaga pemasyarakatan berasal dari kasus narkoba.
Baca juga: Satu Keluarga di Jambi Berprofesi Sebagai Bandar Narkoba, Polisi Sita Sabu, Ekstasi, 3 Senjata Api
Ia mengatakan, Indonesia masih menjadi pasar yang besar narkoba karena bagi bandar menjanjikan untung menggiurkan bahkan bisa 150 persen.
"Kegiatan rumah rehabilitasi bukan hanya sekadar merawat dan merehab, bagaimana program pencegahan yang masif," katanya.
Keberadaan Alaika and Bro di Cianjur merupakan alternatif dan pilihan baru bagi korban narkoba yang ingin direhabilitasi.
Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika, Henri Yosodiningrat mengapresiasi tempat rehabilitasi baru villa yang bernuansa sangat nyaman.
"Terus terang, kasus narkoba muaranya di rehabilitasi, maka rehabilitasi inisuatu pekerjaan yang berat dan sangat mulia," katanya.
Pemilik villa Sandareno, Nita Bonita mengatakan, keinginan almarhum suaminya yang ingin menjadikan villa sebagai tempat yang bermanfaat dan produktif.
"Kami juga ingin berkontribusi menjadikan tempat villa ini sebagai tempat rehabilitasi yang menangani korban ketergantungan narkoba," ujarnya yang secara teknis bekerja sama dengan Derosa Group dan Yayasan Berkah Pelita Insani ini.
Nita mengatakan, para korban napza yang sudah menyelesaikan rehabilitasi akan diberi keahlian lebih seperti bercocok tanam hidroponik dan olahraga memanah untuk melatih konsentrasi. (Tribun Jabar/fam)