Bantara Ayung, Tempat Wisata Baru di Denpasar Tanaman Langka hingga Goa Zaman Perjuangan
Di kawasan wisata itu terdapat banyak sumber mata air atau kelebutan dengan debit air yang besar. Selain itu airnya kelebutan ini juga sangat jernih.
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Ada objek wisata baru di Kota Denpasar yang bernama Tukad Bantara Ayung. Lokasinya di kawasan Jalan Sulatri, Desa Kesiman Petilan, Denpasar.
Objek wisata ini diresmikan Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, Minggu (22/5).
Di kawasan wisata itu terdapat banyak sumber mata air atau kelebutan dengan debit air yang besar. Selain itu airnya kelebutan ini juga sangat jernih.
Tetapi ada oknum yang tidak bertanggungjawab membuang sampah di kawasan tersebut. Sehingga saat pandemi Covid-19, melalui Program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) kawasan ini pun ditata.
Ketua LPM Desa Kesiman Petilan, I Gede Yogi Pramana mengatakan, penataan ini dilaksanakan mulai tahun 2020 lalu. Tahap awal dilakukan dengan melakukan pembersihan di sungai aliran Tukad Ayung ini.
“Setelah bantaran sungai kami bersihkan, kami buat jalur tracking. Jalur ini juga sebagai batas antara bantaran sungai dengan tanah masyarakat,” kata Yogi.
Selain itu, lobong atau jalur air yang awalnya rusak juga diperbaiki dan ditata dengan program senderan desa. Ke depannya kawasan ini akan dijadikan sebagai wahana edukasi tanaman langka.
Dimana saat ini sudah ditanam berbagai jenis tanaman langka mulai dari boni, kem, kaliasem, hingga Badung.
Selain itu, di kawasan ini juga terdapat sebuah goa yang merupakan peninggalan zaman perjuangan kemerdekaan.
“Goa ini kami temukan secara tidak sengaja saat melakukan penataan. Saat mengikis tanah tiba-tiba muncul goa. Menurut tetua kami di sini dulu ada banyak goa di sini,” katanya.
Goa ini saat zaman perjuangan kemerdekaan digunakan sebagai tempat persembunyian.
Sementara itu, Sekdes Desa Kesiman Petilan, Kadek Sudiana menambahkan dalam penataan ini melibatkan masyarakat desa yang dirumahkan, kena PHK, maupun tidak memiliki pekerjaan.
Selanjutnya, untuk penataan gang masuk ke kawasan ini, digelar lomba menata gang per banjar sehingga gang menuju ke Bantara Ayung ini tertata rapi.
“Di sini kami menyediakan tempat edukasi bagi warga, khususnya generasi muda mengenal alam dan tumbuhan langka serta tumbuhan upakara,” katanya.
Sampai saat ini pihaknya mengaku sudah ada 160 jenis tanaman yang ditanam di sini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 60 jenis tanaman tersebut merupakan tanaman langka.
Kedepannya, jika sudah ramai dikunjungi, pihaknya akan membuka stand UMKM yang dikelola oleh warga Kesiman Petilan untuk meningkatkan perekonomian warga. (i putu supartika)
Baca juga: Kisah Perajin Gula Merah Jelang Galungan, Orderan Ramai, Bahan Baku Seret
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.