Destinasi Wisata dengan Market Wisatawan Nusantara di Kabupaten Banyuwangi Lebih Cepat Pulih
Pemkab Banyuwangi melibatkan potensi yang ada di tengah masyarakat kita dalam mengembangkan pariwisata sehingga rakyat tidak hanya menjadi penonton
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Haorrahman
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Menjadi salah satu Kabupaten yang sukses membangun desa wisata, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi membangun berbasis eco-tourism sehingga wisata yang dikembangkan mengedepankan keindahan alam dan keluhuran seni-budaya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengatakan, pihaknya melibatkan potensi yang ada di tengah masyarakat kita dalam mengembangkan pariwisata sehingga rakyat tidak hanya menjadi penonton tapi juga langsung terlibat dan mendapatkan manfaat secara langsung.
"Setelah wabah Covid-19 yang melanda dunia, pariwasata menjadi sektor yang paling terpukul. Paling tidak hingga 2023 kelesuan wisata bisa kembali pulih," kata Ipuk Fiestiandani saat membuka bimbingan teknis Pengembangan dan Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Masyarakat, Potensi Lokal dan Ketahanan Pangan kegiatan di Hotel El Royal Banyuwangi, Kamis (2/6/2022).
Dikatakannya, wisata yang pulihnya paling cepat adalah wisata yang menyasar wisatawan nusantara, dibandingkan dengan yang menyasar wisatawan mancanegara.
"Kami berhasil mengembangkan destinasi wisata dengan market wisatawan domestik sehingga selama pandemi, meski terdampak namun Banyuwangi dapat segera pulih seiring dengan meredanya pandemi," kata salah satu Dewan Pengurus APKASI itu.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) , Sarman Simanjorang mengatakan, pihaknya berkomitmen memperkuat desa wisata yang dikembangkan oleh pemerintah kabupaten.
Baca juga: Lima WaveRunner Disiapkan Buat Gelaran World Surf League di Banyuwangi
Seperti halnya yang sedang digenjot oleh Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat yang menggelar bimbingan teknis Pengembangan dan Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Masyarakat, Potensi Lokal dan Ketahanan Pangan di Banyuwangi selama empat hari, diikuti 34 kepala nagari atau kepala desa di daerah berjuluk Ranah Cati Nan Tigo itu.
"Kami belajar dari Banyuwangi yang telah lebih dahulu sukses mengembangkan desa wisatanya," ungkap Sarman.
Alam di Dharmasraya memiliki potensi yang tak jauh berbeda dengan Banyuwangi dan pihaknya tinggal kita belajar pengelolaannya.
"Bagaimana memanfaatkan potensi kita dan memaksimalkan berbagai perangkat yang ada. Seperti media sosial dan lain sebagainya," terangnya.
Salah satu desa wisata di Banyuwangi yang akan menjadi jujukan para peserta adalah Desa Tamansari, Kecamatan Licin.
Desa di bawah kaki Gunung Ijen ini berhasil mengembangkan desa wisata berbasis pemberdayaan masyarakat.
Tidak hanya mengandalkan keindahan kawah Ijen yang mendunia, namun juga spot-spot indah lainnya mulai dieksplorasi. Mulai areal perkebunan hingga pemandian alam Seruni.
Selain obyek wisata, pemerintah desa setempat juga mendorong warganya untuk terlibat dengan menyediakan berbagai fasilitas bagi wisatawan. Seperti membuat homestay, oleh-oleh, souvenir dan aneka kuliner khas.
Tak ayal upaya tersebut membuahkan sejumlah penghargaan. Di antaranya adalah Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Perkuat Desa Wisata, APKASI Gelar Bimtek di Banyuwangi