Erna Tak Kuasa Tahan Tangis Lihat Suami dan Anaknya Disapu Ombak Pantai Nglempar Blitar
Upaya Sumaji terjun ke laut saat berupaya menyelamatkan anaknya jatuh ke laut saat tersapu ombak
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Imam Taufiq
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Upaya Sumaji (46), warga Desa Kalitengah, Kecamatan Panggungrejo menyelamatkan anaknyayang tersapu ombak berakhir memilukukan.
Mz (13) anak Sumaji tak berhasil diselamatkan sedangnya ia juga tergulung ombak Pantai Nglempar, Jumat (24/6/2022) petang lalu.
Hingga Minggu (26/06) petang ini, para nelayan dan petugas tim SAR yang dikerahkan untuk melakukan pencarian belum menemukan ttubuh Sumaji, sedang mayat naknya ditemukan, Sabtu (25/6/2022) petang kemarin.
"Itu ditemukan nelayan yang melakukan pencarian.
Saat ditemukan, kondisinya sudah mengapung dengan berjaraak sekitar 1 km dari bibir pantai (atau tempat korban terhantam ombak)," kata AKP Supriadi, Kapolsek Wonotirto.
Baca juga: Wanita Paruh Baya Tenggelam di Sungai Jagir Surabaya, Tinggalkan Jaket Zipper Hoddie Biru Tua
Kepergian bapak dan anak itu karuan membuat Erna (37), ibu Mz, berduka yang cukup mendalam.
Sebab, sekali kehilangan dua orang sekaligus, yang sama-sama dicintainya apalagi itu terjadi di depan matanya karena saat kejadian itu terjadi, Erna ikut mendampingi suaminya memancing.
"Iya, mereka memancing bertiga sehingga ia melihat langsung apa yang dialami kedua orang yang dicintainya itu," ppaparnya.
Memang, belum diketahui kronologisnya karena satu-satunya yang selamat, adalah hanya Erna namun karena masih dalam suasana berduka sehingga belum bisa dimintai keterangan.
Cuma, lanjut Supriadi, mereka berangkat dari rumahnya, Jumat petang atau sekitar pukul 17.30 WIB.
Mereka berboncengan sepeda motor bertuga.
Karena dekat dari rumahnya, sehingga tak sampai perjalanan 30 menit, mereka sudaah tiba di Pantai Nglempar, yang ada di Desa Ngadipuro, Kecamatan Wonotirto.
"Dekat dengan desa korban sehingga meski datang malam hari, namun warga sekitar situ sepertinya sudah tidak asing," ujarnya.
Perlu diketahui, Pantai Nglempar juga disebut dengan nama Pantai Pudak.
Jaraknya tidak jauh dari Pantai Tambakrejo, yang cukup terkenal itu karena banyak dikunjungi wisatawan.
Itu berjarak 9 km atau sebelah timurnya. Meski tidak jauh dengan pantai wisata Tambakrejo namun kondisinya masih sepi karena belum dikenal oleh wisatawan lokal.
Beda dengan Pantai Tambakrejo, selain sudah jadi destinasi wisatawan juga ada banyak pilihan untuk dikunjungi. Di antaranya, mepet dengan perkampungan nelayan sehingga selalu ramai, juga ada tempat pelelangan ikan dan pangkalan perahu nelayan dari berbagai daerah.
"Namun, di pantai itu (Nglempar), kondisinya masih sepi dan jauh dari perkampungan penduduk, bahkan belum dikunjungi wisatawan," paparnya.
"Dekat dengan desa korban sehingga meski datang malam hari, namun warga sekitar situ sepertinya sudah tidak asing," ujarnya.
Baca juga: Pria yang Hilang Tenggelam di Sukabumi 2 Tahun Silam Muncul, Begini Penjelasan Kepala Desa
Perlu diketahui, Pantai Nglempar juga disebut dengan nama Pantai Pudak. Jaraknya tidak jauh dari Pantai Tambakrejo, yang cukup terkenal itu karena banyak dikunjungi wisatawan.
Itu berjarak 9 km atau sebelah timurnya. Meski tidak jauh dengan pantai wisata Tambakrejo namun kondisinya masih sepi karena belum dikenal oleh wisatawan lokal.
Beda dengan Pantai Tambakrejo, selain sudah jadi destinasi wisatawan juga ada banyak pilihan untuk dikunjungi. Di antaranya, mepet dengan perkampungan nelayan sehingga selalu ramai, juga ada tempat pelelangan ikan dan pangkalan perahu nelayan dari berbagai daerah.
"Namun, di pantai itu (Nglempar), kondisinya masih sepi dan jauh dari perkampungan penduduk, bahkan belum dikunjungi wisatawan," paparnya.
Setelah menempuh perjalanan tidak sampai 30 menit, sepeda motor yang ditumpangi korban dan istri serta anak itu sampai di pantai. Tak berselang lama, mereka mencari lokasi untuk dipakai melempar kailnya.
Akhirnya, ditemukan lokasi di atas batu karang, yang dipakai duduk bertiga. Tak hanya Sumaji yang memancing namun anaknya yang berusia 13 tahun itu, juga tidak mau hanya menunggu melainkan memancing sendiri.
Yang tak memancing hanya ibunya, Erna.
Namun, ia dengan setia menungguinya, dengan sama-sama duduk di atas batu, yang ada di tepi laut.
Tingginya batu itu hanya setengah meter dari air tepi pantai itu.
"Belum diketahui, apakah korban itu sering memancing di pantai itu atau tidak. Sebab, kami masih kosentrasi untuk melakukan pencarian," ujarnya.
Baru pada lemparan kailnya yang pertama, tiba-tiba datang ombak besar.
Itu langsung menghantam batu karang, yang diduduki mereka bertiga. Ketiganya juga terkena hempasan ombak yang menghantam batu--tempatnya melempar senar pancingnya itu.
Baca juga: Kakek di Lumajang Hilang Terbawa Arus Sungai Bondoyudo Saat Memancing, Begini Kronologinya
Celakanya, anaknya langsung terjebur, sedang bapak dan ibunya, tidak apa-apa meski basah kuyup.
"Ombak itu tidak diduganya karena sebelumnya hanya landai-landai saja.
Namun baru mulai memancing tiba-tiba datang ombak seperti itu," paparnya.
Melihat anaknya terjebur setelah dihantam ombak, namanya ayah, Sumaji langsung mengejarnya.
Tanpa berpikir akan bahaya padanya, ia langsung melompat Sedang, istrinya menunggu di atas batu karang sambil menangis ketakutan.
Dalam kondisi seperti itu, Erna kian khawatir karena suaminya tak juga terlihat muncul ke permukaan meski sudah beberapa menit.
Begitu suaminya tak muncul-muncul, ia bukan hanya bisa menangis dengan kian ketakutan namun juga kebingungan yang luar biasa.
Sebab, tak ada orang lain di pantai, selain dirinya sendiri.
Akhirnya, ia mencari pertolongan ke warga, yang jaraknya sekitar 1 km ke perkampungan terdekat.
Begitu warga nelayan berkumpul, malam itu dilakukan pencarian namun baru Sabtu kemarin, jasad anaknya ditemukan.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kisah Ayah di Blitar Coba Selamatkan Anaknya yang Terseret Ombak, Tapi Malah Berakhir Pilu
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.