Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jembatan Rawayan Putus, Anak-anak Berjuang ke Sekolah, HI Ajak Dermawan Bantu Korban Banjir di Garut

Masyarakat khususnya para pelajar di Kampung Panunggangan, Karangpawitan, Kabupaten Garut, terpaksa harus naik perahu karet untuk menuju sekolah.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jembatan Rawayan Putus, Anak-anak Berjuang ke Sekolah, HI Ajak Dermawan Bantu Korban Banjir di Garut
Ist
Puluhan siswa dan orang tua siswa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, menerjang banjir dengan perahu karet menuju sekolah, Senin (18/72022). Mereka awalnya tak akan bersekolah karena jembatan putus sejak Jumat (15/7/2022) lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Anomali cuaca menghadirkan bencana banjir di wilayah Kecamatan Garut Kota, Tarogong Kidul, Cilawu, Banyuresmi, Karangpawitan, Cibatu, Cikajang, dan Bayongbong.

Banjir ini merendam ratusan rumah dengan ketinggian air berkisar 10 hingga 70 centimeter.

Menyikapi keadaan itu, Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/7/2022) telah menetapkan masa status tanggap darurat selama dua pekan ke depan sejak terjadinya banjir bandang melanda sejumlah kecamatan di daerah ini, sejak Jumat malam lalu (15/7/2022).

"Merespon hal tersebut, Human Initaitive Jawa Barat telah melakukan aktivitas di lapangan mulai dari assesment, giat bersih di rumah-rumah warga, distribusi bantuan (makanan siap saji, selimut, higine kit dan lain lain) serta membuka layanan dapur air di dua titik di lokasi bencana," ujar Humas HI Ade Luman Hakim dalam keterangan kepada wartawan, Sabtu (23/7/2022).

Baca juga: 43 Jembatan yang Rusak Akibat Banjir Bandang di Kabupaten Garut Akan Dibangun Lagi

Lebih lanjut Ade Lukman mengatakan, dampak lain juga hadir dari akses jalan yang terputus.

"Masyarakat khususnya para pelajar di Kampung Panunggangan, Karangpawitan, Kabupaten Garut, terpaksa harus naik perahu karet untuk menuju sekolah," katanya.

Sebab, jembatan Rawayan yang biasa mereka lewati putus diterjang banjir bandang akhir pekan lalu.

Berita Rekomendasi

Jembatan ini merupakan jantungnya warga di dua kecamatan yaitu Banyuresmi dan Karangpawitan.

Tanpa adanya jembatan ini anak-anak pergi sekolah harus menggunakan gojek dengan biaya Rp60.000, pergi-pulang.

Sementara kondisi perekonomian warga adalah menengah ke bawah.

Melihat kondisi tersebut, tim relawan langsung bergegas menyediakan perahu dan pelampung untuk di pakai para pelajar menyebrang.

Menimbang, mereka sudah memasuki masa sekolah kembali.

"Sahabat inisiator, mari kita doakan agar para penyintas banjir bandang di Garut diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi ujian saat ini," kata Ade Lukman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas