Bikin Merinding, Perempuan Ini Kirim Pesan Suara Sebelum Tabrakan Motor ke Jembatan Mentaya Sampit
Isi pesan suara tersebut merupakan luapan emosi korban sebelum ditemukan mengalami Laka Tunggal hingga meninggal dunia di jembatan Bajarum Kota Besi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Kalteng Devita Maulina
TRIBUNNEWS.COM, SAMPIT - Wanita berinisial YK (29), warga Desa Buana Mustika, Kecamatan Telaga Antang Kabupaten Kotawaringin Timur meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal di Jembatan Mentaya atau Jembatan Bajarum, Kecamatan Kota Besi (Kobes), Jalan Trans Kalimantan arah Sampit-Palangkaraya, Minggu (31/7/2022), pukul 00:15 WIB.
Sebelum mengalami kecelakaan tunggal korban meninggal, dia sempat mengirimkan pesan terakhir berupa voice note kepada salah seorang keponakannya yang disebutnya dengan panggilan Sen.
Pesan berupa voice note atau pesan suara tersebut berisi luapan emosi YK yang disampaikan kepada Sen, isi pesan suara tersebut merupakan luapan emosi korban sebelum ditemukan meninggal dunia mengalami Laka Tunggal di jembatan Bajarum Kota Besi (Kobes) Kabupaten Kotim tersebut.
Pesan suara tersebut beredar di grup-grup Whats App warga Kotim.
Seperti yang dituturkan Eka salah seorang warga yang menyampaikan pesan suara tersebut ke Tribunkalteng.com.
Baca juga: Anak Orangutan yang Terpisah dari Induk dan Tersesat di Kebun Warga Diserahkan kepada BKSDA Sampit
Dia mengatakan pesan suara tersebut didapat dari rekannya, Lena, yang dikirim oleh ipar Lena tetangga korban di Desa Buana Mustika, Kecamatan Telaga Antang.
Setidaknya Ada 4 pesan suara yang dikirimkan dengan bahasa daerah setempat yang isinya mengagetkan banyak orang yang mendengarnya sehingga menjurus pada upaya mengakhiri hidup dengan tidak wajar di Jembatan Bajarum.
Dalam pesan suara tersebut, korban tampak kecewa dengan seorang lelaki yang disebutnya Om, sehingga diduga akhirnya melakukan aksi mengakhiri hidup dengan cara tidak wajar mengakibatkan nyawanya melayang di Jembatan Bajarum.
Isi pesan suara tersebut korban juga merasa putus asa sehingga mengungkapkan dia sudah capek hidup di dunia, karena masalah yang dihadapinya terlalu berat.
“Aku di Jembatan Bajarum. Datangi saja aku di Jembatan Bajarum bawa om mu, biar dia lihat kenekatan ku bagaimana,” ucapnya dalam pesan tersebut yang dikirimkan pada keponakan korban yang dipanggilnya Sen.
Demikian pesan-pesan terakhir yang disampaikan korban kepada keponakannya.
Terdengar dari pesan suara tersebut korban berusaha kuat menahan emosinya yang menggebu-gebu.
Korban diduga memiliki masalah rumah tangga yang tak mampu lagi dibendungnya.