Mengenal Sosok Satpam Puskesmas yang Panjat Tiang Bendera, Sempat Pasrah Khawatir Tiang Patah
Saat memanjat tiang bendera, Zulkarnaen sadar risikonya. Jika jatuh antara mati atau cacat dan luka parah. Namun dia pasrah dan tetap melanjutkan aksi
Editor: Dewi Agustina
Melihat situasi itu, Zulkarnaen atas inisiatifnya sendiri memberanikan diri memanjat tiang bendera.
"Saya sendiri dari hati nurani tidak ada yang suruh, ini inisiatif saya sendiri langsung lari buka sepatu naik ke tiang bendera. Saat itu sudah sampai ke atas, tinggal satu meter setengah mau ambil talinya sudah loyo," katanya.
Saat tiang bendera terasa loyo, Zulkarnaen sempat berhenti sebentar dan berdoa.
"Setelah berdoa baru lagi naik ambil tali dan akhirnya kasih anak paskib," katanya.
Saat memanjat tiang, Zulkarnaen sadar risikonya. Jika jatuh antara mati atau cacat dan luka parah.
Tapi dia hanya bisa berpasrah walau pertaruhkan nyawa.
"Ada dua pilihan antara mati atau cacat seumur hidup jika patah tiang benderanya," ujarnya.
Baru setelah selesai melakukan aksi heroiknya, kemudian melihat insiden video panjat tiang bendera, Zulkarnaen merenung sedih, terharu meski juga sempat merasa ketakutan.
Upacara bendera berlangsung pukul 08.00 hingga 08.30 Wita lapangan umum Arjanjang Keruak.
Seluruh peserta upacara bendera berjalan aman, tertib dan lancar.
Dalam video yang beredar, Zulkarnaen yang mengenakan baju satpam dengan sigap memanjat tiang bendera setinggi 17 meter.
Baca juga: Peringatan HUT Kemerdekaan Ke-77 RI di Belanda Berlangsung Khidmat Meski Diguyur Hujan Deras
Aksinya membuat peserta apel pagi itu deg-degan.
Sebab saat mendekati puncak, tiang bendera tiba-tiba goyang dan melengkung.
Peserta apel, khususnya dari barisan siswa yang merekam berteriak histeris melihat ujung tiang bendera tampak goyang.