Antisipasi Dampak Kenaikan Harga BBM, Ganjar Tugaskan Tim Pengendali Inflasi Hingga Siapkan Bantuan
Ganjar Pranowo mengatakan Pemprov Jateng menyiapkan anggaran Rp 60 miliar untuk disalurkan kepada masyarakat yang terdampak kenaikan harga BBM.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyiapkan sejumlah langkah mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok imbas kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Diketahui, pemerintah pusat menetapkan harga baru untuk BBM jenis pertalite, solar, dan pertamax.
Harga pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter, kemudian harga solar subsidi naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter, dan untuk harga pertamax nonsubsidi naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Guna mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok, Ganjar telah menugaskan Tim Pengendali Inflasi Daerah ( TPID) untuk terjun ke lapangan mengecek bahan kebutuhan pokok.
Sebab dari pantauan yang dilakukannya, sejumlah harga mulai ada kenaikan.
“Ada beberapa bahan komoditi yang naik, kemarin saya cek beras naik, telor naik, bawang merah dan cabai naik turun. Tapi ada beberapa komoditas yang turun seperti tomat dan kentang," kata Ganjar Pranowo di kantornya, Kamis (8/9/2022).
Untuk lebih memastikan harga kebutuhan pokok, pihaknya pun terus memperhatikan ketersediaan pasokan.
"TPID saya minta terus update, dan saya minta dari sisi hulu memastikan pasokan aman. Kalau memang diperlukan operasi pasar, maka segera lakukan operasi pasar,” lanjut dia.
Baca juga: Massa Aksi Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM di Patung Kuda Bubarkan Diri
Pemerintah Jawa Tengah pun, menurut Ganjar menyiapkan anggaran Rp 60 miliar untuk disalurkan kepada masyarakat yang terdampak kenaikan harga BBM.
“Hari ini kita sedang hitung ulang kondisi dari masyarakat yang terkena dampak akibat kenaikan harga BBM. Kemarin kita sudah rapat, kurang lebih ada sekitar Rp 60 miliar anggaran yang sudah kita siapkan untuk membantu masyarakat,” ujarnya.
Ganjar menerangkan, anggaran itu diambil dari anggaran Dana Transfer Umum (DTU) sebesar 2 persen dan Anggaran Belanja Tidak Terduga Pemprov Jateng.
Anggaran itu akan digunakan untuk meringankan beban masyarakat, seperti untuk subsidi transportasi, subsidi harga kebutuhan pokok, hingga bantuan sosial.
Baca juga: Demo Tolak Harga BBM Marak, Pangdam Jaya Pastikan Situasi Jakarta Masih Aman dan Kondusif
“Saya minta teman-teman menghitung betul siapa dan apa yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat. Umpama dari sisi transportasi yang sangat membutuhkan itu angkutan umum kecil, ojek online maupun ojek konvensional, pelaku UMKM, nelayan, petani, pelaku pariwisata dan lainnya. Saya minta semuanya dihitung satu persatu kebutuhannya termasuk alokasi anggarannya,” ucapnya.
Bantuan-bantuan yang disiapkan diantaranya; bantuan sosial sebesar Rp 8,7 miliar kepada 11.667 penerima Kartu Jateng Sejahtera, premi asuransi nelayan bagi 10.000 orang, subsidi tarif pada Trans Jateng sebesar Rp17,9 miliar, subsidi biaya operasional melaut sebesar Rp4,7 miliar untuk 14.375 nelayan kecil, bantuan bahan baku untuk 1.810 industri kecil menengah sebesar Rp 905 juta.
Selain itu, akan diberikan juga bantuan sosial untuk 4.224 kru angkutan umum dan 17.000 driver ojek online sebesar Rp12,7 miliar, dan dan bantuan bagi pelaku distribusi pangan sebesar Rp2,4 miliar.
Masih ada lagi bantuan bahan bakar kendaraan wisata di lingkungan daya tarik wisata, bantuan bagi 2.264 kelompok tani pengguna alat dan mesin pertanian, subsidi bahan bakar alat-alat peternakan, dan bantuan BBM untuk kelompok petani pengelola penggilingan padi.
Baca juga: Rizal Ramli Cs Ajak Rakyat Bersatu Tuntut Pemerintah Turunkan Harga BBM
“Saya minta agar pemberian bantuan harus tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya kita mau kasih sembako pak, dicek dulu, jangan-jangan mereka tidak butuh sembako. Umpama nelayan mereka butuh aksesnya dipermudah, atau petani yang kemarin sulit membeli BBM di SPBU karena harus ada rekomendasi. Yang begini-begini harus dihitung,” katanya.
Untuk petani dan nelayan yang mengeluhkan kesulitan akses pembelian BBM, Ganjar mengatakan telah berkoordinasi dengan Pertamina.
Ia meminta Pertamina membuat perlakuan khusus kepada kelompok ini agar dimudahkan.
“Bahkan saya minta sampai pada skemanya bagaimana. Apakah kita titipkan ke Pertamina atau kita gunakan yang sudah ada. Contoh nelayan dan petani di Jateng kan sudah ada kartu nelayan dan kartu tani. Kalau itu dimasukkan, itu selesai. Itu yang sedang kami siapkan di Jateng,” jelasnya.
Ganjar menegaskan, pihaknya akan terus berupaya melakukan yang terbaik untuk masyarakat.
Selain anggaran Rp 60 miliar itu, Ganjar juga mengatakan akan melobi DPRD Jateng agar anggaran perubahan bisa digunakan untuk dampak kenaikan BBM, pengendalian inflasi serta penurunan angka kemiskinan.
“Kalau kawan-kawan DPRD setuju anggaran perubahan untuuk merespon itu, maka itu akan sangat baik. Selain mengandalkan anggaran negara, kita juga akan gerakkan Baznas dan CSR. Karena dua sektor itu juga potensinya besar. Jadi tidak hanya membantu yang terkena dampak langsung, mereka yang tidak terkena dampak langsung kenaikan BBM kan mesti kita tolong juga,” katanya.
Penulis: Abduh Imanulhaq
Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul BBM Naik, Gubernur Ganjar Siapkan Rp60 Miliar untuk Bantuan dan Subsidi Rakyat
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.