Sosok Profesor Samekto Wibowo, Guru Besar UGM yang Tewas Terseret Ombak di Gunungkidul
Semasa hidup, Prof Samekto Wibowo dikenal sebagai pribadi yang sabar dan kebapakan. Ia mendorong junior-juniornya untuk maju.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Profesor Dr dr Samekto Wibowo, guru besar bidang kedokteran di Universitas Gadjah Mada (UGM) meninggal dunia dalam sebuah insiden di Pantai Pulang Sawal, Gunungkidul.
Guru besar UGM tersebut meninggal dunia setelah terseret ombak besar di pantai tersebut.
Siapa Profesor Samekto Wibowo?
Semasa hidup, Prof Samekto dikenal sebagai pribadi yang sabar.
"Beliau orang yang sangat sabar, terus sosok yang kebapakan, dan mendorong junior-junior harus maju. Jadi sangat berkesan dan tidak ada yang kita melihatnya buruk dari beliau," ucap Rektor UGM, Prof Dr Ova Emilia, M.Med. Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (24/9/2022).
Baca juga: Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM Meninggal Dunia Terseret Ombak Saat Berfoto di Tebing
Dalam kariernya ia mengembangkan keilmuan saraf di FKKMK UGM, serta RSUD dr Sardjito Yogyakarta.
Bersama Dr. dr. Ahmad Asmedi, Sp.S(K)., M.Kes, ia pernah meneliti Potensi Cetusan Akustik Batang Otak (PCAB) Sebagai Alat identifikasi Koma (1994).
"Beliau itu ya guru saya, jadi sudah senior," lanjutnya.
Prof Ova menuturkan, Prof Samekto Wibowo memang sudah pensiun. Namun masih aktif mengajar di FKKMK UGM.
"Beliau sudah pensiun, tetapi masih mengajar, masih membimbing," ungkapnya.
Prof Samekto Wibowo, lanjut Prof Ova, mendalami ilmu penyakit saraf.
"Beliau mendalami ilmunya penyakit saraf. Beliau mengembangkan keilmuan saraf di Sardjito dan di FKKMK," ungkapnya.
Di mata Prof Ova, Prof Samekto merupakan pribadi yang baik dan sangat sabar dan selalu memberikan semangat kepada mahasiswanya untuk terus maju.
Oleh karenanya, kepergian Prof Semekto membawa duka mendalam bagi Universitas Gadjah Mada.
"Kami merasa sangat kehilangan," kata Prof Ova.
Hadiri acara reuni
Prof Ova menjelaskan, Prof Samekto Wibowo mengikuti acara reuni di Pantai Pulang Sawal. Kegiatan reuni ini sudah berlangsung sejak kemarin.
Baca juga: Pria Gunungkidul Ditemukan Tak Bernyawa dalam Rumah, Diduga Meninggal karena Serangan Jantung
"Itu angkatan 62 sampai 65, reuni angkatan. Itu FKKMK dokter-dokter itu dan kegiatannya sejak kemarin," ucapnya.
Peserta reuni ini kemudian jalan-jalan di Pantai Pulang Sawal, Kabupaten Gunungkidul. Kebetulan, ada alumni yang mempunyai vila di sana.
"Itu ya mau foto-foto lah. Mau foto-foto terus kemudian ada ombak, jatuh belum sempat (berdiri), ada ombak lagi terus keseret," tegasnya.
Prof Ova mengungkapkan sampai saat ini jenazah Prof Samekto Wibowo masih berada di RSUD Wonosari, Gunungkidul.
"Ini sementara di RSUD Wonosari, jadi ini masih koordinasi (untuk pemakaman), di mana dan kapan. Biasanya kalau ada guru besar biasanya ada penghormatan di Balairung, cuman belum tahu ini kan weekend, ini baru koordinasi," ucapnya.
Kronologi insiden
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Surisdiyanto menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa Prof Sammekto.
Menurut Surisdiyanto, korban bersama rombongan datang ke pantai Pulang Sawal yang dikenal dengan Indrayanti.
Mereka melakukan foto bersama di bawah tebing sebelah kanan pantai Pulang Sawal sekitar pukul 11.00 WIB.
"Petugas SAR Satlinmas sudah mengimbau agar menepi, tetapi tidak dihiraukan," kata Suris.
Tak berselang lama, gelombang besar datang menghantam korban dan sempat terseret ke tengah.
"Petugas SAR langsung memberikan pertolongan dan dibawa menepi," kata Suris.
Baca juga: 3 Nelayan Muda Dilaporkan Hilang di Perairan Gunungkidul
Korban sempat ditemukan pingsan dengan kondisi mulut berbusa, diduga banyak meminum air laut.
Kondisinya yang semakin melemah membuat korban dirujuk ke Puskesmas Tepus.
"Namus korban semakin melemah, dan korban henti napas dalam perjalanan menuju Puskesmas Tepus. Jenazah langsung dibawa ke RSUD Wonosari," kata Suris.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.