Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Sumbawa Ditemukan Tewas Tak Wajar di Lantai 7 Kapal Leuser Penyeberangan Merauke-Bima

Aparat kepolisian juga yang berjalan naik ke atas kapal, untuk mengamankan 4 orang pria dan seorang wanita yang datang bersama Roni dari Papua

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Warga Sumbawa Ditemukan Tewas Tak Wajar di Lantai 7 Kapal Leuser Penyeberangan Merauke-Bima
Dok. Istimewa
Penumpang kapal saat turun di Pelabuhan Bima, Jumat (7/10/2022), setelah jasad Roni Sahroni diturunkan lebih awal. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Roni Sahroni (51), warga Desa Lape Kecamatan Lape Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat  meninggal dunia dalam perjalanan naik kapal Leuser penyebrangan Merauke-Bima.

Namun teman dan keluarga menilai, Roni meninggal dunia disebabkan hal yang tak wajar ditunjukan kondisi mayat korban.

Kejanggalan tersebut terlihat, dalam video yang diambil penumpang lain dan dikirim ke keluarga korban.

Johar Arifin, selaku keluarga Roni mengungkap, awalnya Roni berangkat dari Papua bersama 4 orang teman-temannya.

Mereka berangkat dari Pelabuhan Merauke, tanggal 27 September 2022 menggunakan Kapal Leuser penyebrangan Merauke-Bima.

Tanggal 1 Oktober 2022, Roni diketahui masih berada di dalam kapal menuju Ambon dan diberitahu oleh salah satu temannya bernama Ifan.

Baca juga: Kondisi Sevilla Bak Kapal Pecah, Julen Lopetegui Tak Akan Umbar Aib Tim

Berita Rekomendasi

Saat itu malam sekitar pukul 23.00 WITA, Roni masih bersenda gurau dengan anak istrinya melalui video call.

"Roni berada di lantai 7 kapal, saat dipanggil oleh teman-temannya, tidak mau turun," kata Johar.

Begitu proses perjalanan kapal atau pada tanggal 2 Oktober 2022, karena Roni tidak turun dan ditemui pada pukul 11.00 WITA, kondisi korban sudah tidak bernyawa dan kaku dengan posisi badan terlentang, kaki kiri di bawah sedangkan kedua tangan dikepal, seakan-akan menahan sesuatu.

Tidak hanya itu, terdapat sayatan dan darah di ibu jari kiri korban, pergelangan tangan kiri ada sayatan, luka robek di kening dan telinga kiri bawah ada bekas goresan.

"Kami di video call oleh temannya itu dan melihat ada kejanggalan," ujarnya.

Setelah itu, dari komunikasi tersebut via selular tersebut, dirinya meminta ke Ifan (teman korban) untuk membawa HP ke kapten kapal untuk klarifikasi.

Permintaannya pun dituruti dan meminta kronologis kejadian soal jasad Roni.

"Menurut kapten kapal, aturannya di mana pelabuhan terdekat di situlah mayat diturunkan. Tapi kami keluarga tidak mau tahu. Mayat itu harus dibawa ke Bima, sesuai tiket," ujarnya.

Kemudian setelah kapal tiba di Pelabuhan Ambon, menurut kabar dari Ifan, ada petugas medis dan aparat yang naik ke kapal.

Kemudian meminta izin ke keluarga Roni, agar diturunkan ke puskesmas terdekat untuk diformalin dan dimasukan dalam peti.

"Kami izinkan dan sesaat kemudian mayat dinaikan lagi ke kapal," katanya.

Pihak keluarga pun akunya, dimintai pernyataan apakah diproses hukum atau tidak.

"Kami menjawab diproses hukum," tegasnya.

Baca juga: Rizky Billar Sempat Beli Kapal Pesiar Seharga Rp 38 Miliar Kredit, Lesti Kejora Kecewa

Sejauh ini, keluarga telah menghadap membuat laporan ke KP3 dan Kapolsek Rasanae Barat.

Sementara itu, Kuasa Hukum keluarga Roni, Syamsul Setiawan mengaku, pihaknya juga sudah mendatangi Polres Bima Kota, menyampaikan peristiwa tersebut, Kamis kemarin.

"Kami sampaikan telah terjadi dugaan kekerasan fisik di atas kapal yang menyebabkan Roni meninggal," tuturnya.

Ia mengungkapkan, setelah pihak keluarga menerima video tersebut memang terdapat beberapa luka yang ditimbulkan dari benda tajam dan benda tumpul terhadap badan Roni.

Selain itu ungkapnya, ada beberapa peristiwa yang terjadi sebelumnya.

Yakni, korban ini pernah melerai perkelahian temannya sekampung dengan warga di Papua.

"Teman sekampung itu juga yang ada dalam kapal ini. Mereka bersama-sama bekerja di perusahaan triplek di Papua," ungkapnya.

Untuk itu pihaknya meminta aparat, mengamankan teman-teman korban.

Selain untuk, penyelidikan, juga untuk menjaga keselamatan mereka jika dipulangkan ke Sumbawa.

Sesaat setelah bersandar, para penumpang kapal tidak diperkenankan turun karena menunggu jasad Roni diturunkan terlebih dahulu.

Terlihat sejumlah aparat kepolisian juga yang berjalan naik ke atas kapal, untuk mengamankan 4 orang pria dan seorang wanita yang datang bersama Roni dari Papua.

Tidak berselang lama, polisi turun bersama dengan 4 orang teman Roni dengan sejumlah barang bawaan.

Kemudian, diikuti oleh seorang perempuan bersama dengan aparat kepolisian.

Mereka saat ini diamankan sementara di KP3 Pelabuhan Bima, untuk dimintai keterangan.

Sementara jenazah Roni, dibawa oleh Ambulance menuju RSUD Bima untuk divisum.

Personil KP3 Pelabuhan Bima yang diminta komentar soal itu, menjawab 5 orang ini bukan diamankan.

Tapi dibawa ke Kantor KP3, untuk selanjutnya diantar ke Polres Bima Kota, dimintai keterangan. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Seorang Penumpang Meninggal di Atas Kapal, Ada Kejanggalan Saat Korban di Lantai 7

Sumber: Tribun Lombok
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas