Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Siswa Papua Barat Raih Emas Sains Internasional Lewat Penelitian Tradisi Bakar Batu atau Barapen

5 siswa Papua Barat meraih medali emas kategori Apllied Life Science orld Invention Competition and Exibition di Malaysia.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in 5 Siswa Papua Barat Raih Emas Sains Internasional Lewat Penelitian Tradisi Bakar Batu atau Barapen
Tribun PapuaBarat.com
Lima siswa asal Papua Barat peraih medali emas kategori Apllied Life Science dalam ajang World Invention Competition and Exibition di Malaysia pada 26-30 September 2022. 

TRIBUNNEWS.COM, MANOKWARI - Lima pelajar asal Papua Barat berhasil memboyong medali emas kategori Apllied Life Science serta dua penghargaan dalam ajang World Invention Competition and Exibition di Malaysia pada 26-30 September 2022.

Dalam kompetesi kelas internasional tersebut, lima pelajar asal Papua Barat menyabet penghargaan Indonesia Young Scientist Association (IYSA) Special Award Semi-Grand, serta Malaysia Invention Inovation Competitioan Association (MIICA) Special Award.

Kelima siswa yang mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional tersebut di antaranya Sarah Glory Athalya Simanjuntak, Kezia Busthan, Goura Victoria Pattiselano, Justinus Marcos Serang, dan Petrus Gyantfranco Christian Saiba.

Kelima siswa tersebut berasal dari tiga sekolah berbeda, tegabung dalam satu mewakili Papua Barat.

Sarah Glory Athalya Simanjuntak dan Kezia Busthan bersal dari SMA Negeri 1 Manokwari.

Baca juga: Penelitian Terbaru, Soal Dampak Bisphenol A, Dapat Bermigrasi ke Air dalam Suhu Ruangan

Kemudian, Goura Victoria Pattiselano dan Justinus Marcos Serang berasal dari SMAS Katolik Villanova Manokwari.

Serta Petrus Gyantfranco Christian Saiba berasal dari SMA Negeri 2 Manokwari.

Berita Rekomendasi

Sarah Simanjuntak selaku ketua tim mengatakan inovasi dari tradisi bakar batu atau 'Barapen' yang mereka perkenalkan di hadapan para juri dan utusan 25 negera adalah produk 'BARNI' atau Barapen as a NewComer in Culinary Industry.

"Karena kompetisi ini menuntut dari sisi entrepreneur (kewirausahaan), makanya kita bawa dua produk Barapen yang kita sebut BARNI, yakni satu kotak makanan sama satu botol BARNI's extract yang berisi enzim papain dari daun pepaya," kata Sarah Simanjuntak dalam sesi Podcast TribunPapuaBarat.com, Sabtu (8/10/2022).

Baca juga: ITI Kerja Sama dengan Pihak Industri, Lembaga Penelitian, dan Industri Guna Mendukung Program MBKM

Kezia Busthan menambahkan, sekotak BARNI itu berisi makanan yang sama dipakai dalam tradisi bakar batu atau Barapen, khas Suku Dani di wilayah Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Seperti daging ayam dan sapi, petatas, sayur daun pepaya, serta sambal.

Sedangkan BARNI's extract berisi enzim papain diklaim siap dikomersialkan untuk menjadi pelunak dan pengempuk daging.

"Kita berharap melalui dua produk ini, semakin banyak orang yang bisa merasakan hasil masakan Barapen dalam kemasan atau siap saji, tapi punya cita rasa yang sama dengan aslinya," ujar Kezia Busthan.

Kelanjutan dari Penelitian Sebelumnya

Sementara itu, Goura Victoria Pattiselano membeberkan, produk Barapen yang dibawa ke Malaysia merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya.

Saat kelimanya, untuk pertama kali mempresentasikan proses ilmiah dari tradisi bakar batu, di hadapan utusan 23 negara pada World Science Environment and Engineering Competition (WSEEC), 18 Juli lalu di kampus Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta.

Baca juga: Perguruan Tinggi Miliki Peran Penting Dalam Pengembangan dan Penelitian di Sektor UKM

Berkat kepiawaian para peneliti muda Papua Barat dalam melakukan riset dan menjelaskan proses fisika dan biologi saat Barapen, kelimanya berhasil membawa pulang medali emas kategori life science serta Macedonia Special Award.

Binaan Yayasan Terang Papua

Kelimanya sepakat bahwa mereka tak bisa unjuk gigi di kancah internasional, jika tidak disokong Yayasan Terang Papua.

Melalui yayasan tersebut, mereka diperkenalkan oleh seorang guru asal SMAN 21 Surabaya, Budi Santoso, yang pada akhirnya setia membimbing mereka selama penelitian.

"Banyak orang lihat siswa dari Papua Barat itu hanya sebelah mata. Tapi kalau tong (kita) dibina secara tepat, kitorang (kita) juga bisa," tutup Petrus Gyantfranco Christian Saiba.

Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa

Artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com dengan judul Cerita 5 Pelajar Papua Barat, Raih Emas Sains Internasional Malaysia karena Tradisi Barapen

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas