Kalteng Terkepung Banjir, Gubernur Sugianto Sabran Gerak Cepat Bantu Masyarakat Terdampak
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir sejak tanggal 17 Oktober 2022 hingga 21 hari ke depan.
Editor: Content Writer
Gubernur Sugianto Sabran telah menyampaikan instruksi harian kepada seluruh bupati dan wali kota khususnya bagi yang daerahnya terdampak banjir, untuk tidak meninggalkan tempat atau ke luar kota, dan segera mengambil langkah dan tindakan untuk membantu masyarakat, diantaranya menggunakan beras 100 ton yang ada di kabupaten dan kota dari Kementerian Sosial.
“Jangan menunggu warga kelaparan baru salurkan bantuan, stok menipis ajukan permohonan ke provinsi, dan gunakan dana BTT dalam penanganan bencana. Tidak kalah pentingnya sinergitas Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota dalam penanganan masalah kesehatan saat banjir, hingga pasca banjir,” tegas Sugianto.
Pemprov Kalteng pun telah mengambil langkah-langkah penanganan yang melibatkan kerja sama dengan TNI dan POLRI serta Kejaksaan Tinggi, khususnya dalam pendistribusian bantuan ke daerah-daerah agar tepat sasaran dan tepat manfaat, serta hal terpenting adalah sesuai ketentuan yang berlaku.
“Pemprov Kalteng telah membeli beras dari Bulog sebanyak 2.000 ton untuk penanganan bencana di Kalteng khususnya dampak banjir. Selain beras tentu nanti akan dilengkapi bahan pokok lainnya. Bantuan ini harus sampai kepada masyarakat di titik tersulit pun, bila perlu kita menggunakan helikopter Waterboom yang ada di Bandara Tjilik Riwut,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sugianto Sabran turut mengimbau perusahaan perkebunan, HPH, HTI dan pertambangan agar peka dan peduli terhadap masyarakat Kalimantan Tengah. Ia pun berharap pihak-pihak tersebut dapat berkontribusi positif terhadap pembangunan di Provinsi Kalteng yang berjuluk Bumi Tambun Bungai Tanah Penuh Keberkahan.
“Membangun Kalimantan Tengah bukan semata-mata urusan pemerintah saja, tapi semua elemen masyarakat dan seluruh stakeholders yang ada termasuk di dalamnya sektor pengusaha perkebunan, kehutanan dan pertambangan,” ujarnya.
“Terlebih sektor-sektor tersebut beririsan langsung dengan lingkungan hidup, yang harus dikelola dengan ramah, agar tidak berkontribusi terhadap bencana, seperti banjir diantaranya, maka kepekaan dan kepedulian sosial terhadap masyarakat terlebih yang terdampak bencana, merupakan bagian terpenting dalam komitmen moral,” pungkas Sugianto Sabran.(*)