Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

FAKTA Penyakit Gagal Ginjal Akut di Indonesia, Kasus di Daerah hingga Penjualan Obat Sirup Disetop

Sederet fakta terkait penyakit gagal ginjal akut di Indonesia, kasus di daerah hingga instruksi penghentian penjualan obat sirup.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in FAKTA Penyakit Gagal Ginjal Akut di Indonesia, Kasus di Daerah hingga Penjualan Obat Sirup Disetop
Metropolis Healthcare
Ilustrasi - Sederet fakta terkait penyakit gagal ginjal akut di Indonesia, kasus di daerah hingga intruksi penghentian penjualan obat sirup. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia meningkat.

Hingga Kamis (19/10/2022), lebih dari 200 anak di Indonesia mengalami gagal ginjal akut misterius.

Dari jumlah tersebut, 99 di antaranya meninggal dunia.

Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama lembaga terkait masih melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab dari kasus ini.

Sebagai langkah kewaspadaan, Kemenkes mengimbau kepada masyarakat agar tidak mengonsumsi obat berbentuk sirup.

Dihimpun Tribunnews.com, berikut fakta penyakit gagal ginjal akut di Indonesia:

Baca juga: Nakes di Daerah Bisa Manfaatkan Layanan Telemedicine Seiring Lonjakan Gangguan Ginjal Akut pada Anak

12 Kasus di Jabar

Berita Rekomendasi

Dilansir Kompas.com, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menangani 12 anak dengan kondisi gagal ginjal akut progresif.

Jumlah itu tercatat sejak Agustus hingga pertengahan Oktober 2022.

Dari jumlah tersebut, tiga orang di antaranya masih menjalani perawatan.

Kepala Divisi Nefrologi KSM IKA, RSHS Bandung, Dany Hilmanto, mengatakan pasien anak di bawah usia 6 tahun ini umumnya datang dengan kondisi demam, batuk, pilek, dan diare lebih dari tujuh hari.

22 Kasus di Sumbar

Dikutip dari TribunPadang.com, sebanyak 22 anak di Sumatera Barat (Sumbar) dilaporkan menderita gangguan ginjal akut progresif.

Dari jumlah tersebut, 12 di antaranya meninggal dunia.

Sementara 10 anak masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil.

Jumlah tersebut tercatat sejak akhir Juli hingga Oktober 2022.

Ilustrasi gangguan pada ginjal - Kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia meningkat. Hingga Kamis (19/10/2022), lebih dari 200 anak di Indonesia mengalami gagal ginjal akut misterius.
Ilustrasi gangguan pada ginjal - Kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia meningkat. Hingga Kamis (19/10/2022), lebih dari 200 anak di Indonesia mengalami gagal ginjal akut misterius. (Tribun Bali)

Baca juga: Data Terbaru: 99 Anak di Indonesia Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut, Obat Sirup Dilarang

"Data yang kita terima, akhir Juli kita terima pasien ada 2 kasus. Agustus puncaknya ada 10 kasus."

"September ada 4 kasus, dan oktober ada 4 kasus, jadi ada total 20 kasus yang dirawat di M Djamil," kata dokter penanggung jawab pasien RSUP M Djamil, Kamis (20/10/2022).

Sementara dua orang lainnya tidak dirawat di RSUP M Djamil.

Dari jumlah pasien itu, terbanyak berusia 1 hingga 5 tahun dengan jumlah sembilan orang anak.

Lalu, usia di atas 10 tahun ada enam orang anak.

Kemudian usia 5 hingga 10 tahun ada empat orang anak, dan usia satu tahun ada satu orang anak.

3 Kasus di Jambi

Dilansir TribunJambi.com, tercatat ada tiga kasus gangguan ginjal akut pada anak di Provinsi Jambi.

Kasus pertama terjadi pada Agustus 2022.

Kemudian, kasus kedua terjadi pada September.

Ilustrasi organ ginjal - Kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia meningkat. Hingga Kamis (19/10/2022), lebih dari 200 anak di Indonesia mengalami gagal ginjal akut misterius.
Ilustrasi organ ginjal - Kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia meningkat. Hingga Kamis (19/10/2022), lebih dari 200 anak di Indonesia mengalami gagal ginjal akut misterius. (Tribun Bali)

Baca juga: Imbauan IDAI untuk Masyarakat Terkait Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak

"Kasus ketiga ada di RS Raden Mattaher sekira dua minggu yang lalu dan kasusnya meninggal, jadi tiga kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dr Ike Silviana, Rabu.

Dikatakan Ike, kasus pertama merupakan anak berusia 2 tahun, kasus kedua terjadi pada anak usia 1 tahun, dan kasus ketiga adalah anak berusia 7 tahun.

Antisipasi Kasus Gagal Ginjal Akut

Mengantisipasi kasus gangguan ginjal akut, Kemenkes menginstruksikan penghentian sementara penggunaan obat sirup atau cair.

Kemenkes juga meminta seluruh apotek tidak menjual obat secara bebas dalam bentuk cair maupun sirup untuk sementara waktu.

Sebagai informasi, dugaan gangguan ginjal akut misterius karena keracunan obat sirup yang mengandung etilen glikol baru muncul setelah terjadi kasus serupa di Gambia, Afrika.

Puluhan anak di negara itu meninggal karena mengonsumsi parasetamol sirup produksi India yang mengandung senyawa etilen glikol.

Terkait instruksi itu, Dinas Kesehatan Enrekang, Sulawesi Selatan menghentikan penjualan obat sirup.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Enrekang, Sutrisno, sebagaimana dikutip dari Tribun-Timur.com.

"Dengan adanya kasus-kasus ini (ginjal akut misterius) maka diharapkan kepada seluruh apotek dan faskes-faskes untuk melakukan penundaan pemberian resep khususnya sirup yang menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan," katanya, Kamis.

Ilustrasi ginjal - Kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia meningkat. Hingga Kamis (19/10/2022), lebih dari 200 anak di Indonesia mengalami gagal ginjal akut misterius.
Ilustrasi ginjal - Kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia meningkat. Hingga Kamis (19/10/2022), lebih dari 200 anak di Indonesia mengalami gagal ginjal akut misterius. (ist)

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak, Ahli Epidemiologi Ingatkan Soal Akses Layanan Kesehatan

Hal senada juga dilakukan di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar)

Sejumlah apotek di Kabupaten Mamuju kini sudah tidak lagi menjual obat sirup.

Dari pantauan Tribun-Sulbar.com, salah satu Apotek di Jl Kurungan Bassi, Kelurahan Rimuku, Kecamatan Mamuju sudah tidak menjual obat sirup per Kamis ini.

Pemilik Apotek Sakinah Farma, Yustina Siama, mengatakan hal itu dilakukan setelah melihat adanya surat imbauan dari Kemenkes.

"Baru hari ini kita tidak melayani penjualan obat sirup yang mengandung parasetamol."

"Tapi ini hanya untuk sementara, karena belum ada pemberitahuan resmi dari Balai POM RI," terangnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Dendi Ramadhani, TribunNetwork.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas