KTT G20 Digelar di Bali, Anggota DPR RI Nyoman Parta: Masyarakat Bali Harus Bersyukur
Anggota DPR RI Komisi VI, I Nyoman Parta, menilai masyarakat Bali harus bersyukur Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 diselenggarakan di Bali.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Anggota DPR RI Komisi VI, I Nyoman Parta, menilai masyarakat Bali harus bersyukur Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 diselenggarakan di Bali.
Menurut Nyoman Parta, KTT G20 adalah perhelatan besar dunia.
"Jadi ini bisa menunjukkan Bali sebagai tempat yang memiliki rasa aman dan nyaman," ungkap Nyoman Parta, Selasa (25/10/2022).
Ia juga berharap gelaran G20 mampu memberikan sejumlah hal konkret untuk Bali.
Seperti tempat pengolahan sampah yang memadai.
"Tempat pengolahan sampah yang lebih bagus, yang terpusat, standarnya jelas, diurus oleh SDM yang jelas, keamanannya terjaga, alatnya canggih," harapnya.
Baca juga: BSSN Melihat Banyak Potensi Ancaman Siber Jelang KTT G20
Menurutnya, tempat-tempat pengolahan sampah tanpa standar justru akhirnya menimbulkan masalah.
Nyoman Parta juga berharap produk-produk Bali dibicarakan juga, salah satunya tentang sapi Bali.
"Masak di G20 nantinya hanya menghidangkan sapi-sapi asing (impor, red)."
"Kan kita punya daging sapi, Sapi Bali. Kan juga bisa disediakan sebagai santapan untuk para tamu di acara G20," ungkapnya.
Baca juga: KTT G20 Bali, Kebijakan Bebas Visa Berlaku untuk Delegasi dan Jurnalis Asing
Selanjutnya, ia mengharapkan G20 menghasilkan rekomendasi terkait pelestarian adat dan budaya Bali.
"Bagaimana adat dan budaya Bali ikut juga diberikan perhatian. Karena adat dan budaya Bali memberikan kharisma Bali atau taksu Bali masih terawat sampai sekarang," katanya.
Lebih lanjut, Parta menjelaskan di Bali sudah ada pertemuan-pertemuan besar yang diselenggarakan, seperti APEC hingga Forum Demokrasi.
"Jadi harus ada yang konkret dan perhelatan ini diadakan hingga selesai, harusnya ada sesuatu yang bisa dijadikan monumen karya dari perhelatan dari G20," ujarnya.
Persoalan Lingkungan
Parta mengungkapkan satu isu yang dibicarakan di G20 adalah persoalan lingkungan.
Mulai dari pengurangan emisi karbon, pengendalian terjadinya perubahan iklim, efek rumah kaca, energi baru terbarukan, green economi, dan blue economi.
Mengaca pada hal tersebut, terkait persoalan Bali, Parta menilai hutan Bali yang terdiri dari hutan konservasi dan hutan mangrove perlu perawatan.
"Kita sudah ketahui mangrove adalah pohon atau tumbuhan paling besar kontribusinya di dalam mengurangi emisi karbon, karena merubah karbon jadi oksigen."
"Ini harus diberikan perhatian yang lebih serius, untuk perawatannya, untuk reboisasinya, maupun untuk penanaman pada tempat-tempat yang baru," ungkapnya.
Pungkas Parta, ia mengimbau masyarakat Bali harus memberi kontribusi positif.
"Jaga keamanan, ikut berdoa, jadi kalau ada tamu datang berikan pelayanan yang baik, tunjukkan orang Bali menjadi masyarakat yang layak dan ramah dan jaga toleransi yang menjadi ciri khas orang Bali," ungkapnya.
Untuk diketahui, KTT ke-17 G20 akan diselenggarakan di Bali pada 15-16 November 2022.
KTT ini akan menjadi puncak dari proses dan usaha yang intensif dari seluruh alur kerja G20 (Pertemuan Tingkat Menteri, Kelompok Kerja, dan Engagement Groups) selama setahun keketuaan Indonesia.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)