TRIBUNNEWS.COM, TRENGGALEK - Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek meluncurkan buku tulisannya berjudul "Trenggalek is the Southern Paradise", Selasa (22/11/2022).

Peluncuran buku itu dibarengkan dengan kegiatan Standarisasi Legalitas Usaha bagi UMKM di Pendopo Manggala Praja Nugraha.

Buku yang diluncurkan berisi dokumentasi atas kekayaan di bumi Menak Sopal. Pendokumentasian itu dilakukan sebagai upaya merawat khazanah kehidupan dengan baik.

Selain itu, buku "Trenggalek is the Southern Paradise" juga berisi tentang penulusuran jejak sejarah budaya Trenggalek.

Novita berharap, buku tersebut bakal memperluas wawasan masyarakat tentang hal ikhwal Trenggalek, khususnya batik Trenggalek.

"Semua pengambilan keputusan yang saya lakukan sebagai perempuan itu tidak lepas dari sejarah," ungkap Novita menyampaikan alasan penulisan buku itu.

Maka dari itu, kata dia, buku tersebut harus 'digethok tularkan' kepada seluruh anak-anak muda di Trenggalek.

"Karena saya berkaca, kalau saya tidak paham sejarah, bagaimana Sarinah, bagaimana perjuangan Indonesia, bagaimana Kartini, maka setiap pengambilan keputusan yang saya pilih itu hanya berdasarkan emosional perempuan saja secara lahiriah," katanya.

Menurut Novita, buku itu juga menjawab tantangan besar untuk bisa merubah pola pikir melalui literasi. Dirinya juga berharap generasi Z dapat belajar tentang sejarah melalui buku itu.

Setelah buku ini, founder UPRINTIS Indonesia itu bakal membuat karya lain, dengan harapan bisa menularkan dan membangun keberanian perempuan untuk bisa menjadi pemimpin.

"Setidaknya dari tulisan saya, saya bisa menjadi cahaya bagi setiap pembaca sehingga pembaca tergerak dari hatinya untuk memberikan kontribusi untuk Indonesia," harap Novita.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh sang istri yang turut mendorong beberapa faktor utama dalam beberapa kebijakan.

Di antaranya seperti program 5 ribu pengusaha perempuan, Sepeda Keren, serta bagaimana UMKM perempuan bisa naik kelas melalui UPRINTIS Indonesia.

"Dan sekarang masuk ke legacy bagaimana branding itu dimulai dari budaya, keunikan, yang kemudian ditulis di dalam buku ini, saya berterima kasih sekali," tutur Mas Ipin, sapaan akrabnya.

Ia berharap, perjuangan mengangkat derajat perempuan di Trenggalek itu bisa dilakukan secara istiqomah dan konsisten

"Sehingga hasilnya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat," sambungnya.

Peluncuran buku itu juga dihadirkan narasumber Eka Nur Prasetyawati, penulis buku "Layangan Putus". Dalam forum diskusi, ia ikut berbagi pengalaman dalam menulis sebuah buku. (fla)