Jalur Warung Sate Shinta Cianjur yang Tertimbun Longsor Terkenal Angker, Begini Kesaksian Warga
Banyak warga yang mengalami kejadian mistis saat melewati jalur penghubung antara Cipanas dan Cianjur tersebut.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim SAR gabungan terus melakukan proses pencarian para korban yang tertimbun longsor di Cugenang, Cianjur, Jawa Barat. Tepatnya di akses jalan dekat warung sate Shinta yang menjadi pusat lokasi pencarian korban.
Namun, siapa sangka jalur tersebut disebut-sebut memang terkenal angker sejak dulu.
Banyak warga yang mengalami kejadian mistis saat melewati jalur penghubung antara Cipanas dan Cianjur tersebut.
Baca juga: Update Gempa Cianjur, 24 Korban Masih dalam Proses Pencarian, Tim SAR Kerahkan 1.486 Personel
Hal itu diungkap salah satu warga berinisial DAD (50) saat berbincang dengan Tribunnews.com di dekat warung sate Shinta pada Sabtu (26/11/2022). Menurut DAD, jalur yang kini tertimbun longsor disebut memang angker sejak dulu.
"Ini dulunya tempat angker ini, suka kalau lewat sini adalah. Dulu nggak rame kaya gini," ujar DAD.
Ia pun menceritakan kisah mistis yang dialami oleh tukang sate yang pernah berjualan melintas di lokasi tersebut.
Singkat cerita, ada seorang pembeli yang memanggil dari atas bukit jalan tersebut.
Baca juga: Pengungsi di Desa Cibulakan Terisolir, Sempat Tinggal Setenda dengan Jenazah, Anak-anak Trauma
Padahal, kata dia, bukit yang bernama Palalangon itu bukan pemukiman warga. Sebaliknya, uang yang diberikan oleh pembeli tersebut pun mendadak jadi daun.
"Kalau dulu kan suka ada tukang sate juga disini ya, tapi yang beli suka dari atas (bukit) padahal bukan orang. Yang belinya itu uangnya itu jadi daun. Ini agak-agak angker dulu," jelasnya.
Tak hanya itu, dia mengaku banyak mendapatkan laporan masyarakat lainnya yang kerap mengalami hal serupa. Apalagi dahulu, jalur tersebut masih belum banyak dilintasi masyarakat umum.
"Iya banyak cerita cerita dari orang. Tempatnya dulu nggak begini. Emang hutan-hutan begini. Dulu ngga ada jalan raya dan nggak sebesar ini. Jalan biasa saja," pungkasnya.