Kisah Pilu Pengungsi Gempa Cianjur, Terpaksa Tinggal di Kandang Domba hingga Kuburan
Berikut kisah pilu pengungsi gempa Cianjur yang tinggal di kandang domba hingga kuburan.
Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah pengungsi gempa Cianjur, Jawa Barat, memilih tinggal di sejumlah tempat untuk mengungsi.
Para pengungsi gempa Cianjur diketahui mendirikan tenda darurat di sejumlah tempat.
Puluhan warga memilih tinggal di kandang domba dan tenda darurat di area pemakaman.
Bahkan, beberapa pengungsi sempat tidur bersama 11 jenazah korban gempa Cianjur di tenda pengungsian.
Warga yang terdampak gempa Cianjur tersebut terpaksa tinggal di tenda pengungsian.
Sebab, rumah mereka sebagian besar ambruk setelah diguncang gempa magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022) lalu.
Dirangkum Tribunnews.com, berikut kisah pilu pengungsi gempa Cianjur yang tinggal di kandang domba hingga kuburan:
Pengungsi Tidur di Kandang Bersama Puluhan Domba
Sejumlah pengungsi di Kampung Warungbatu, Desa Mekarsari, Kabupaten Cianjur, harus rebutan tempat tidur dengan domba.
Adapun domba yang berada di dalam kandang tersebut berisi sekitar 40 ekor.
Seorang warga, Kaisa, mengaku sudah terbiasa dengan keadaannya saat ini.
"Sudah biasa, biasa saja," ungkapnya, Kamis (24/11/2022), dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Baca juga: Tim SAR Temukan 8 Jenazah Korban Meninggal Gempa Cianjur Hari Ini
Sementara itu, pengungsi lainnya, Yoyoh (55), mengatakan di dalam kandang domba ini terdapat 55 orang yang mengungsi termasuk dirinya.
"Bantuan logistik ada, tapi sudah menipis."
"Beras juga ada, tapi tinggal sedikit," kata dia.
Tidur dengan 11 Mayat di Tenda Pengungsian
Kisah pilu lainnya dialami oleh korban gempa Cianjur yang berlokasi di RT 4 RW 2 Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Para pengungsi itu terpaksa tidur bersama 11 jenazah korban gempa Cianjur di tenda pengungsian.
Lokasi mereka terisolir karena akses jalan yang tertutup longsoran akibat gempa.
Sehingga, mobil ambulans tak bisa membawa jenazah korban gempa Cianjur ke rumah sakit.
Baca juga: Tanggapi Gempa, Wakil Ketua MPR: Bantuan Harus Merata dan Segera Buat Rencana Pemulihan
Seorang pengungsi, Rosidah, mengatakan warga harus membangun tenda seadanya dari terpal sebagai lokasi pengungsian.
Ia menyebut, ada dua tenda yang dibangun oleh warga dari terpal.
"Karena anak-anak trauma, akhirnya kami pisah jenazah ditaruh di ujung belakang sana, sementara warga di depan sini," kata Rosidah, Rabu (23/11/2022), dilansir TribunnewsBogor.com.
Pengungsi Terpaksa Tinggal di Kuburan
Puluhan warga tinggal di tenda darurat di area pemakaman di Kampung Cikaret Girang, Desa Limbangansari, Cianjur.
Sudah hampir sepekan mereka tinggal di sana karena tidak ada lagi tanah lapang yang bisa dijadikan tempat pengungsian.
Seorang pengungsi, Syarifudin (60), mengungkapkan warga mendirikan dua tenda darurat dari terpal untuk menampung 12 kepala keluarga.
“Isinya sekitar 50-an lah ada, kebanyakan anak-anak, ibu hamil juga ada termasuk beberapa lansia,” ungkapnya kepada Kompas.com di lokasi pengungsian, Sabtu (26/11/2022).
Baca juga: Mensos Risma Kembali Tinjau Posko Pengungsi Korban Gempa Cianjur
Untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK), warga harus mengantre di toilet masjid yang tak jauh dari tenda pengungsian.
“Terpaksa tinggal di sini sejak gempa itu Senin lalu, karena banyak warga yang rumahnya rusak, sehingga tak bisa lagi ditinggali,” jelas dia.
Update Korban Gempa Cianjur
Pada Jumat (25/11/2022), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan terjadi penambahan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.
"Jumlah korban meninggal 310 orang, yang masih belum ditemukan 24 orang."
"Kerusakan infrastruktur tidak begitu banyak berubah, tercatat penambahan di 363 sekolah, 144 tempat ibadah," ujarnya saat memberikan keterangan pers di Kantor Bupati Cianjur, dilansir laman bnpb.go.id.
Terkait target pencarian korban hilang, Suharyanto menegaskan akan mencari sampai orang yang terdata hilang berhasil ditemukan.
"Sampai orang terakhir, tidak ada penurunan semangat, kekuatan, sarana prasarana, karena keselamatan rakyat untuk hukum tertinggi," tegas dia.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunnewsBogor.com/Reynaldi Andrian/Damanhuri) (Kompas.com/Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman)