Kenangan Jurnalis Saat Detik-detik Gempa Cianjur, Teriakan Pilu Minta Tolong, Seperti Kiamat Sugra
Detik-detik gempa bumi mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menyisakan kenangan pilu. Ini kesaksian jurnalis yang ikut terjebak gempa Cianjur.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Detik-detik gempa bumi mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menyisakan kenangan pilu semua warga Indonesia terutama warga Cianjur.
Termasuk para jurnalis yang Senin (21/11/2022) siang itu sedang mengerjakan tugas jurnalistik tak jauh dari pusat gempa.
Dua jurnalis Cianjur, Deni Krisman (45) dan Bayu Nurmuslim (30) saat itu sedang meliput acara pekan PKBM yang diikuti oleh 2.000 orang murid di kawasan Sarongge.
Baca juga: 7 Hari Ahmad Bertahan di Lokasi Longsor Cianjur demi Cari Istri & Anaknya: Bukannya Saya Tidak Rela
Sarongge masuk wilayah Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur tak jauh dari pusat gempa di wilayah Cugenang.
Keduanya sempat terjebak tak bisa pulang ke Cianjur karena longsoran menerjang kawasan Warung Sate Shinta di Cibeureum.
Dua jam terjebak bersama ribuan pengendara motor dan mobil dari arah Cipanas menuju Cianjur, Deni dan Bayu pun terpisah karena berusaha mencari jalan tikus atau jalan alternatif menuju Cianjur.
Secara tak sengaja keduanya masuk ke wilayah yang mendapat kerusakan paling parah.
Baca juga: Cerita Perawat di RSUD Cimacan Tangani Korban Gempa Meski Keluarganya Dievakuasi
Sontak, kedua jurnalis ini melihat langsung kejadian memilukan saat memasuki wilayah Cugenang, Gasol, dan Nagrak.
Mereka tak bisa lagi mengabadikan gambar karena kondisi handphone sudah kehabisan baterai.
Dalam benak mereka hanya ingin sampai cepat ke Cianjur kota dan melihat kondisi keluarga.
"Pukul 16.00 WIB saya baru berhasil masuk ke wilayah Cugenang akses dari Galudra, kepanikan, sangat panik, bahkan memilukan," kata Deni membuka cerita ditemui di lokasi gempa kawasan Nagrak, Minggu (27/11/2022) siang.
Kisah memilukan yang dilihat Deni diantaranya banyak warga menyelamatkan korban, baik itu saudara, keluarga dan tetangga yang tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa.
"Saya melihat banyak sekali warga yang berusaha menggali reruntuhan dan mengangkat korban dari balik reruntuhan untuk dibawa ambulans ke rumah sakit," ujar