Kisah Seorang Ibu Dipasung di Tengah Hutan, Lehernya Dirantai & Digembok, Kini Dirawat di Yayasan
Ani sebelumnya 'terpaksa' dipasung oleh warga dan keluarganya di tengah hutan lantaran perilakunya yang kerap mengamuk dan membahayakan warga.
Editor: Dewi Agustina
Untuk membawa ke puskesmas, keluarga Ani tidak memiliki biaya yang cukup sehingga diputuskan untuk memasungnya dekat kali.
Lokasi pemasungan dipilih agar memudahkan Ani untuk mandi dan kakus.
"Dipasung berdasarkan kesepakatan warga dan anak karena membahayakan warga sekitar ngamuknya," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (28/11/2022).
Kata Juhenah, Ani dipasung pada Kamis malam tanggal 17 November 2022 jam 20.00 WIB.
Rantai sepanjang 1,5 meter dikalungkan pada leher Ani dan digembok.
Sebelum rantai dipasang, leher Ani dibalut dengan ban sepeda agar rantainya tidak lecet di lehernya.
"Pakai ban sepeda biar tidak lecet dan dirantai di leher digembok," terangnya.
"Sempat dirantai di tangan di rumah saudaranya kemudian lepas rantainya," tambahnya.
Setelah dirantai, kemudian ujung rantai digembok di sebuah pohon, rantai diperoleh dari warga setempat.
"Rantainya diikat di pohon sepanjang 1 meter setengah dari warga," ucapnya.
Sebelum dirantai, anaknya bernama Ismail sempat meminta maaf pada Ani. Dia tidak tega melihat ibunya dirantai.
"Anaknya sempat minta maaf dan tidak tega ibunya dirantai," jelasnya.
Meski dirantai, warga memberikan ember, gayung dan makanan.
Baca juga: Kisah Miris Warga Wonogiri Jawa Tengah Dipasung 45 Tahun: Kini Bisa Bernafas Lega
"Saya yang ngasih makan, dikasih ember, gayung," ungkapnya.