Kisah Seorang Ibu Dipasung di Tengah Hutan, Lehernya Dirantai & Digembok, Kini Dirawat di Yayasan
Ani sebelumnya 'terpaksa' dipasung oleh warga dan keluarganya di tengah hutan lantaran perilakunya yang kerap mengamuk dan membahayakan warga.
Editor: Dewi Agustina
Kata Juhenah, Ani baru saja pulang dari Lampung, sebelumnya dia sudah 13 tahun tidak tinggal disana.
"Sudah 13 tahun engga tinggal disini, dia di Lampung sebelumnya," jelasnya.
Pada Jumat 26 November 2022, rantai yang terpasang di leher Ani dilepas didampingi RT, kepala desa, camat, dinas dan pihak puskesmas.
"Ada si engkoh pendatang dia yang ngebantu buat ngelepasin rantai dibantu sama yang lain juga," terangnya.
Selanjutnya, Ani dibawa ke yayasan BNI Syifa untuk dirawat.
"Pas dilepas dia senang banget, sekarang udah di sana di yayasan ODGJ," jelasnya.
Juhenah berharap semoga Ani segera sembuh dari sakitnya.
Tribun Banten.com sudah mendatangi kantor kelurahan setempat, namun kepala desa sedang tidak ada di lokasi.
Semak belukar
Pantauan Tribun Banten.com di lokasi tempat Ani yang sempat dipasung itu terdapat satu buah bambu panjang yang dibentangkan pada dua pohon dukuh besar.
Area sekitar tampak rindang dikelilingi semak belukar.
Sisa bungkus makanan, botol air mineral berserakan di lokasi.
Dua kain pengikat dan tali rafia hitam masih terikat di sebuah bambu.
Di sisi pohon itu mengalir aliran sungai berwarna cokelat, turut terpasang pula tali yang diikat di sebuah pohon untuk mengambil air.
Untuk menuju lokasi harus melalui jalan setapak dan menyusuri tepian kali.
Tidak jauh dari lokasi, terdapat rumah kakak Ani bernama Sopiah berusia 60 tahun.
Artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Kisah Ani, Emak-emak asal Banten Hidup dalam Pasungan di Tengah Hutan, Masih Sering Ngamuk