Polisi yang Todongkan Pistol ke Santri Ditahan, Orang Tua Korban Lanjutkan Proses Hukum
Polisi berpangkat Brigadir menodongkan pistol ke santri dan melakukan pengancaman. Orang tua santri tidak terima dengan aksi polisi tersebut.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Pimpinan Pesantren Tahfizul Quran Imam, Gowa, Sulawesi Selatan berusaha mempertemukan keluarga polisi yang mendodongkan pistol ke santri dengan para orang tua santri.
Upaya mediasi dilakukan di dalam pondok yang beralamat di Jl Veteran Bakung, Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Dalam pertemuan tersebut orang tua santri memaafkan perbuatan polisi yang dianggap melakukan pengancaman karena menggunakan senjata tajam.
Namun, orang tua santri tetap melanjutkan kasus ini ke jalur hukum.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Komang Suartana menjelaskan proses hukum oknum polisi yang berinisial Brigadir AH telah diproses Propam Polrestabes Makassar.
"Proses hukumnya kan masih berjalan, Brigadir AH sudah ditahan selama 7 hari di sel khusus dan sudah ditarik senjatanya. Nantilah diliat proses hukum lanjutannya," ungkapnya pada Kamis (1/12/2022) dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Oknum Anggota Polisi Diduga Ancam Santri Pakai Pistol, Aksinya Terekam Kamera CCTV
Diketahui, Brigadir AH telah melakukan pengancaman kepada empat santri dengan cara menodongkan pistol dan menarik kerah baju santri.
Kejadian ini terjadi pada Rabu (23/11/22) malam dan terekam kamera CCTV pesantren.
Kepala Ponpes Tahfiz Imam Al Zuhri, Ustad Zuhri menjelaskan pada mediasi yang sudah dilakukan para orang tua santri tetap ingin melanjutkan kasus ini ke jalur hukum.
"Orang tua santri tetap mau lanjut masalah ini secara hukum. Jadi saya menyerahkan sepenuhnya keputusan ini ke pihak orang tua santri," jelasnya pada Kamis (1/12/2022).
Ia menambahkan orang tua santri tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu padahal tidak melakukan kesalahan.
"Sehingga hal itu membuat pihak keluarga santri tetap ingin menyelesaikan kasus ini secara hukum," pungkasnya.
Dalam proses mediasi yang dilakukan pada Selasa (29/11/22) malam juga dihadiri Camat Somba Opu Gowa dan tokoh masyarakat.
Baca juga: Update Santri Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Bantah Pernyataan Pesantren dan Minta Hasil Autopsi
Sebelumnya, Ustad Zuhri menjelaskan jika pihak pondok hanya sebagai mediator namun hasil mediasi berada ditangan para orang tua santri.
"Tapi hasil mediasi berada di tangan orang tua santri. Adapun saya selaku pimpinan pesantren ke orang tua santri," ungkapnya dikutip dari TribunGowa.com.
Setelah proses mediasi berjalan, belum ada kesepakatan antara kedua belah pihak dan orang tua santri masih belum bersepakat untuk damai.
"Jadi kata putus untuk mediasi ini sebenarnya belum ada. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kita mendapat hasil dari orang tua santri untuk penyelesaian masalah ini," ujarnya.
Masalah antara Brigadir AH dan pondok sudah selesai ketika malam kejadian, namun video CCTV aksi pengancaman Brigadir AH viral dan membuat orang tua santri tidak terima anaknya diancam dengan pistol.
"Tapi kalau masalah pondok dengan oknum sudah saya anggap kasus ini selesai tapi kalau oknum dengan orang tua santri masih belum ada hasil," pungkasnya.
Baca juga: Pelaku Bully Santri di Tasikmalaya Diduga Lebih dari 2 Orang
Kronologi kejadian
Brigadir AH dilaporkan karena mengancam santri dengan cara menodongkan pistol.
Pimpinan Pondok Pesantren, Ustad Zuhri mengatakan ada empat santrinya yang mendapat pengancaman dari polisi yang bertugas di Satuan Lalulintas Polrestabes Makassar.
"Satu orang ditodong pistol di arah perut. Ada tiga santri yang ditarik kerah bajunya. Kasus ini pun sudah dilaporkan dan sudah diambil keterangannya di Mapolres Gowa," jelasnya pada Selasa (29/11/2022) dikutip dari Kompas.com.
Kejadian berawal ketika Brigadir AH merasa kesal karena ada orang yang melemparkan batu ke arah rumahnya.
Brigadir AH mengira para santri yang melakukan aksi pelemparan batu dan ia mendatangi pesantren dalam keadaan emosi.
Namun setelah diperiksa rekaman CCTV, bukan para santri yang melempar batu ke rumah Brigadir AH.
"Tapi setelah dibuka CCTV yang ada di pondok pesantren, pelaku pelemparan rumahnya bukanlah santri. Tapi ada anak-anak yang lewat," tambahnya.
Baca juga: CERITA Pimpinan Ponpes Kampung Cisarua, Ingin Memperingatkan Santri Namun Gedung Keburu Longsor
(Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Hendra Cipto) (TribunGowa.com/Sayyid Zulfadli)