Cerita Warga Lumajang Saat Gunung Semeru Erupsi: Bawa Dompet Lalu Ajak Anak Istri Selamatkan Diri
Seorang warga Desa Sumberwuluh, Fatini (40) mengungkap kondisi dirinya saat Gunung Semeru erupsi pada pukul 02.40 WIB dini hari tadi.
Editor: Adi Suhendi
Sebelumnya, Jembatan Gladak Perak ambrol diterjang erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) yang memutus jalan antara Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, serta Lumajang-Malang.
Setelah kena dampak Erupsi Gunung Semeru pada tahun lalu, Jembatan Gantung Gladak Perak sudah bisa dilalui kendaraan.
Namun hanya sepeda motor dan ambulans ukuran kecil.
Jembatan ini membentang di atas sungai yang berhulu dari Gunung Semeru.
Melintasi jembatan ini cukup mendebarkan, terlebih bagi yang takut ketinggian.
Kini jembatan Gladak Perak Lumajang ini kembali hancur usai diterjang Gunung Semeru.
Awan panas dari letusan Gunung Semeru terus meluncur hingga lebih dari 11 kilometer dari puncak.
Lokasi pembangunan Jembatan Gladak Perak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pun sudah dilalui awan panas.
Pada Minggu (4/12/2022) siang, lereng Gunung Semeru sudah terlihat gelap karena tertutup abu vulkanik tebal.
"Hujan abu sudah turun, warga diminta untuk memakai masker," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Patria Dwi Hastiadi saat dihubungi, Minggu.
Saat ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah menaikkan status gunung di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang menjadi awas (level IV).
Dengan adanya perubahan status, maka warga diminta tidak beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari puncak gunung dan 19 kilometer di sektoral tenggara gunung.
Kini, warga yang berada di sisi barat Curah Kobokan mulai mengungsi ke titik aman di sisi barat.
Sedangkan, yang berada di sisi timur curah kobokan mulai turun ke Desa Penanggal.