Pramuka Saka Bahari 20 Hari Berlayar dan Kemah di Sail Tidore 2022, Melatih Mental dan Kemandirian
Dari serangkaian kegiatan PPKM Sail Tidore 2022 ini, Ana pun bertekad agar pengetahuan yang didapatkannya seputar kemaritiman dapat bermanfaat
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah dilakukan selama 20 hari, Kegitan Pelayaran Pembentukan Karakter Maritim (PPKM) telah selesai dilaksanakan pada Senin 5 Desember 2022.
Selesainya kegiatan ini ditandai dengan tibanya KRI Teluk Palu-523 di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) II, Jakarta Utara, Senin (5/12/2022) sekira pukul 11.00 WIB.
Pelayaran dan Perkemahan yang diikuti ratusan Pramuka Saka Bahari ini pun menyisakan berbagai kisah dari para pesertanya.
Jauh dari Orangtua, Rindu dan Kemandirian
Di antaranya ialah Ahmad Wijaya atau akrab disapa Awi, yang merupakan Pramuka Saka Bahari dari DKI Jakarta.
Warga Kelaurahan Cengkreng Timur, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat ini mengaku termotivasi ikut kegiatan PPKM Sail Tidore 2022 lantaran ingin melatih mental dan kemandirian.
Baca juga: PPKM Sail Tidore 2022 Diharapkan Bentuk Karakter Maritim yang Tangguh bagi Pramuka Saka Bahari
Sebab menurutnya, kegiatan yang didukung TNI Angkatan Laut (AL) ini memberinya banyak manfaat, terutama pada dua hal tersebut.
“Dari pertama saya mengikuti ini saya sudah belajar disiplin, makan teratur, tidur teratur, kegiatan sangat teratur semuanya. Sampai kegiatan di Tidore pun sama, teratur semua,” ujar Awi.
Pria kelahiran Jakarta, 5 Januari 2023 ini pun lantas menuturkan bahwa dirinya biasa hidup bersama orangtua di rumahnya, sehingga apa pun yang diinginkan dan dibutukan sudah disediakan oleh sang ibu.
Atas segala kemudahan yang dia rasakan, hal itu membuatnya hidup tidak teratur, mulai dari bangun siang hingga makan hanya satu kali dalam satu hari.
“Saya ini di rumah, di Jakarta, bangun jam 9, makan jam 11. Makan cuma sekali doang,” katanya.
Sementara itu, lanjut dia, kegiatan saat berlajar di KRI Teluk Palu-523 begitu teratur sejak bangun tidur hingga kembali beristirahat di malam hari.
“Di sini, makan pagi jam 7 pagi sudah makan, jam setengah 1 siang sudah makan, Jam 18.30 sudah makan.”
“Jadi teratur makannya dari pagi siang malam itu sangat teratur makannya,” kata Awi.
Tak hanya pola makan yang teratur, di KRI Teluk Palu-523, anak keepat dari lima bersaudara ini pun hidup mandiri secara tim dengan sesama peserta PPKM lainnya.
Hal itu tercermin berdasarkan pengalamannya menjadi penanting di Kapal Perang RI ini bersama prajurit KRI.
Kegiatan penanting ini membuatnya merasakan pengalaman bagaimana melayani makan hingga mencuci ompreng (tempat makan khas TNI AL saat berlayar).
Serangkaian kegiatan di dapur itu lantas membuat Alumni SMA Institut Pendidikan (IP) Yakin Jakarta Barat ini mengingat sang ibu di rumah.
Ia tak menyangka yang dilakukan sosok ibu di rumah ternyata begitu pelik.
“Di rumah mah saya boro-boro cuci piring. Di sini saya disuruh cuci piring.
Baca juga: Suka Duka Relawan Pramuka Antar Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur, Tembus Kemacetan Hingga Tersesat
Jadi saya merasakan beratnya pekerjaan ibu saya di rumah, ternyata seperti ini. menyiapkan makanan, mencucui piring, semuanya.”
“Ternyata berat banget pekerjaan mama saya di rumah. Belum lagi enggak ada yang bantuin. Sedih saya,” katanya seraya menitihkan air mata.
Dari pengalamannya yang sempat bertugas sebagai penanting di KRI dan kegiatan PPKM ini, akhirnya dia mendapat pelajaran khususnya terkait kedisiplinan.
Ia pun akhirnya memahami tugas orangtua yang cukup berat dan bertekad memperbaiki dengan lebih rajin membantu sang ibu di rumah.
Dididik dan Ditempa di KRI Teluk Palu-523
Tak hanya Awi, Ana Andriana yang merupakan Sangga Kerja atau Sangker dari Timika, Papua pun menuturkan pengalamannya mengikuti kegiatan PPKM Sail Tidore 2022.
Wanita dengan rambut sepundak ini mengatakan bahwa para Pramuka Saka Bahari ini dididik dan ditempa oleh TNI AL saat berlayar dengan KRI Teluk Palu-523.
Selain itu, lanjut dia, mulai dari Satuan Tugas (Satgas) PPKM hingga prajurit KRI pun turut membimbing hingga menyiapkan segala kebutuhan Pramuka Saka Bahari dalam berlayar di Sail Tidore 2022.
“Di kapal ini kami ditempa dan dididik menjadi bahari-bahari yang kuat serta membanggakan daerah kami masing-masing. Kami sangat bangga kepada TNI Angkatan Laut,” kata Ana.
Dia pun merinci bahwa dirinya dan peserta Pramuka lainnya menerima berbagai materi berkaitan dengan bela negara, kemaritiman, Semaphore hingga tali-temali.
Tak hanya itu, prajurit KRI pun memberi Pramuka Saka Bahari kesempatan berkeliling KRI Teluk Palu-523, mulai dari anjungan yang merupakan tempat kemudi kapal hingga bagian mesin.
“Dan itu sangat unik bagi kami dan menambah wawasan kami,” ucap Ana.
Dari serangkaian kegiatan PPKM Sail Tidore 2022 ini, Ana pun bertekad agar pengetahuan yang didapatkannya seputar kemaritiman dapat bermanfaat dan diterapkan di tempat tinggalnya, khususnya di bagian paling timur Indonesia.
“Karena di Papua sana banyak sekali pulau-pulau terluar yang belum kami ketahui dan tentunya akan kami sumberdayakan untuk pembangunan kemaritiman,” ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.