Sosok Agus Sujatno, Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar, Eks Napi Teroris, Terafiliasi JAD
Simak sosok Agus Sujatno alias Agus Muslim, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Bom bunuh diri meledak di Mapolsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (7/12/2022).
Setidaknya ada 11 orang menjadi korban dalam aksi bom bunuh diri yang dilakukan Agus Sujatno alias Agus Muslim.
Rinciannya, satu korban adalah warga sipil dan 10 lainnya merupakan anggota polisi.
Satu dari 10 anggota polisi meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
"Sebelas orang jadi korban, terdiri dari 10 anggota polisi dan satu orang anggota meninggal dunia atas nama Aipda Sopyan."
"Sembilan masih dalam luka-luka, akibat serpihan dari ledakan tersebut," ujar Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana, di lokasi kejadian, Rabu, dilansir TribunJabar.id.
Baca juga: Pelaku Bom Astana Anyar Ngekos di Sukoharjo, Begini Penjelasan Pemilik Indekos
Sosok Agus Sujatno
Identitas diduga Agus Sujatno alias Agus Muslim tersebar di grup WhatsApp.
Dalam pesan berantai itu, disebutkan Agus Sujatno lahir di Bandung pada 24 Agustus 1988.
Ia beralamat di Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Bandung.
Kendati demikian, Agus Sujatno diketahui bertempat tinggal di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Dikutip dari Kompas.com, ia bersama istri dan anaknya indekos di kawasan Baki, Sukoharjo.
Menurut pemilik kos, Surati, Agus Sujatno beserta istri dan anaknya menyewa kamar kos sejak September 2021.
"(Masuk) September 2021," katanya ditemui di Sukoharjo, Rabu.
Selama menyewa, Agus Sujatno tidak pernah menyerahkan kartu identitasnya.
Hanya sang istri yang menyerahkan kartu identitas berupa KTP.
Di KTP-nya, istri Agus Sujatno tertulis berasal dari Indramayu, Jawa Barat.
Baca juga: Pasca-ledakan Bom di Polsek Astana Anyar, Anjing Pelacak Disiagakan di Polres Cimahi
Menurut Surati, ia mendapat informasi Agus Sujatno tengah bekerja di luar kota sejak dua minggu belakangan.
Namun, ia tak mengetahui secara pasti ke mana Agus Sujatno pergi.
"Dapat info dua minggu kerja luar kota. Maaf ya, Pak, informasinya nanti lagi," ungkapnya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan Agus Sujatno adalah mantan napi teroris.
Ia pernah dipenjara selama empat tahun terkait kasus bom Cicendo, Jawa Barat.
Empat tahun masa hukumannya dihabiskan Agus Sujatno mendekam di Nusakambangan.
"Yang bersangkutan pernah ditangkap karena peristiwa Bom Cicendo dan sempat dihukum 4 tahun."
"September atau Oktober 2021 yang lalu yang bersangkutan bebas," ujar Sigit dalam jumpa pers di Bandung, Rabu.
Saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki pihak terkait dalam aksi bom bunuh diri Agus Sujatno di Mapolsek Astana Anyar.
Agus Sujatno merupakan bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung dan Jawa Barat.
BNPT Dianggap Gagal Lakukan Deradikalisasi
Pengamat terorisme yang juga dosen Antropologi Universitas Malikussaleh, Al Chaidar, menganggap program deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) gagal total.
Baca juga: Tampang Agus Sujatno, Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar dan Sepak Terjangnya Selama Ini
Hal itu merespons aksi bom bunuh diri di kantor Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar).
Sebab, pelaku bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim disebut mantan narapidana kasus bom Cicendo, Jawa Barat, dan telah dihukum penjara selama empat tahun di Nusakambangan.
"Ini artinya adalah bahwa program deradikalisasi yang dilakukan oleh BNPT gagal total," kata Chaidar saat dihubungi, Rabu (7/12/2022).
Chaidar menegaskan harusnya BNPT lebih fleksibel dalam menerima ide-ide baru seperti program kontra wacana.
"Seharusnya BNPT lebih fleksibel di dalam menerima ide-ide baru untuk diss engagement ataupun deradikalisasi dengan cara yang lebih manusiawi dan juga lebih ilmiah seperti program kontra wacana," ujarnya.
Menurutnya, program kontra narasi yang dilakukan BNPT selama ini terbukti tidak efektif dalam mengatasi aksi terorisme.
Selain itu, Chaidar menyarankan BNPT agar memiliki program humanisasi seperti yang pernah dipraktikkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.
"Juga perlu ada program humanisasi yang dulu pernah dipraktekkan oleh Densus 88 yang sangat sukses dalam mengatasi terjadinya residivisme teroris," ungkapnya.
Lebih lanjut, Chaidar mendorong BNPT agar segera evaluasi proses pembinaan terhadap narapidana teroris.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pelaku Bom Bunuh Diri Bandung Eks Napi Teroris, Deradikalisasi BNPT Dianggap Gagal Total
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fersianus Waku, TribunJabar.id/Nazmi Abdurrahman, Kompas.com/Labib Zamani/Adhyasta Dirgantara)