Istri Aipda Sofyan Duduk Lemas di Kursi Roda di Samping Jenazah Suami
Polsek Astana Anyar, Kota Bandung menjadi sasaran teror bom yang dilakukan orang tak dikenal, Rabu (7/12) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polsek Astana Anyar, Kota Bandung menjadi sasaran teror bom yang dilakukan orang tak dikenal, Rabu (7/12) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
Ketika itu di dalam Mapolsek sedang dilakukan apel pagi. Belakangan pelaku diketahui bernama Agus Sujatno, mantan narapidana teroris yang pernah mendekam di LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Agus juga terafiliasi dengan dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung atau Jawa Barat.
"Polsek Astana Anyar sedang apel, satu orang laki-laki, masuk ke polsek mengacungkan senjata tajam, menerobos barisan apel, anggota menghindar, dan terjadi ledakan, pelaku membawa bom. Diduga bom bunuh diri, pelaku meninggal dunia," ujar Kapolrestabes Bandung Kombes pol Aswin Sipayung.
Baca juga: Tampang Pelaku Bom Polsek Astana Anyar, Aksinya Mirip Jaringan Anggota ISIS
Agus nekat melakukan aksi bom bunuh diri menggunakan sepeda motor bebek warna biru yang diparkirnya di depan kantor Polsek.
Dalam sepeda motor pelaku, terdapat kertas putih bertuliskan KUHP-Hukum, Kafir/Syirik Perangi para penegak hukum setan.
Satu orang anggota polisi meninggal dunia dalam serangan bom bunuh diri tersebut. Ia adalah Aiptu Sofyan. Pangkatnya kemudian dinaikkan menjadi Aipda Anumerta Sofyan.
Keluarga menerima kenyataan Aipda (anumerta) Sofyan gugur karena serangan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.
Salah satunya adalah istrinya yang datang ke rumah sakit untuk melihat sosok Sofyan yang sudah terbujur kaku.
Istri Aipda Sofyan duduk lemas di kursi roda. Ia dikelilingi beberapa orang yang tampak menenangkannya.
Keluarga tak mengira Aipda Sopyan bakal menjadi satu-satunya korban meninggal, dalam insiden tersebut, selain pelaku.
Baca juga: Aksi Aipda Sofyan Hentikan Pelaku Bom Bunuh Diri Hingga Gugur Terkena Ledakan di Polsek Astana Anyar
Perwakilan keluarga, Mustofa, mengatakan, pertama kali mendapat kabar Aipda Sopyan menjadi korban tak lama setelah berita ledakan bom bunuh di Polsek Astana Anyar, beredar.
Menurutnya, semasa hidupnya, almarhum Aipda Sopyan merupakan orang yang baik hati dan sering mengajak keluarga bermusyawarah.
"Ya, duka merasa kehilangan karena kebijakannya, selalu bermusyawarah dengan keluarga," ujar
Mustofa saat ditemui di rumah duka Jalan Terusan Cibogo, Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat.