Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mantan Teroris Ungkap Alasan Polisi Jadi Target Terorisme: Penolong Sistem Setan

Seorang mantan teroris ungkap alasan polisi menjadi target aksi terorisme. Menurutnya dimata JAD polisi adalah penolong sistem setan.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Mantan Teroris Ungkap Alasan Polisi Jadi Target Terorisme: Penolong Sistem Setan
Kolase Istimewa/ Tribunjabar.id/ Gani Kurniawan
Almarhum Aipda Sofyan (kiri) dan lokasi serangan bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022). Mantan teroris ungkap alasan aparat polisi menjadi target kelompok JAD. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang polisi bernama Aiptu Sofyan meninggal dunia akibat ledakan bom di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).

Aipda Sofyan merupakan Bhabinkamtibmas di Kelurahan Karanganayar, Astana Anyar, Kota Bandung.

Ia menjadi korban meninggal dunia akibat teror bom bunuh diri yang dilakukan Agus Sujatno alias Agus Muslim yang terafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung.

Seorang mantan teroris, Robby Rubiansyah alias Abu Askar menjelaskan alasan aparat penegak hukum dijadikan target oleh kelompok JAD.

Ia mengungkap, di mata kelompok JAD, sebuah negara yang tidak menggunakan asas Islam akan dipandang sebagai thougut atau musuh Islam.

Baca juga: Tampang Pelaku Bom Polsek Astana Anyar, Aksinya Mirip Jaringan Anggota ISIS

"Bagi mereka ketika berbicara satu negara tidak berdasarkan syariat Islam, kemudian tidak ada mencoba perubahan, ya mereka kafirkan," ujarnya dikutip dari TribunJabar.com.

Mantan tersangka kasus bom Kedutaan Besar Myanmar 2013 ini mengatakan, aparat penegak hukum menjadi target JAD karena membela negara yang tidak berasaskan Islam dan dipandang sebagai penolong sistem setan.

Berita Rekomendasi

"Warga sipil pun mereka kafirkan. Aparat penegak hukum, khususnya TNI-Polri membela negara, maka mereka sebut thogut atau penolong sistem setan dan jelas itu target mereka," terangnya.

Menurutnya, kelompok JAD memiliki rasa kekeluargaan, ideologi, dan militansi yang tinggi.

Meskipun jumlah anggotanya sedikit, namun sangat berbahaya karena tiga hal tersebut.

"Apabila ada kelompok mereka tertangkap, jemaahnya siap membiayai keluarganya," pungkasnya.

Robby Rubiansyah menjelaskan, anggota JAD akan menunggu anggota lain yang masih dipenjara dan akan melakukan aksi terorisme serupa, setelah bebas karena ideologi mereka sudah mengakar sangat kuat.

"Memang secara ideologi sangat kuat karena mereka ini seperti sel jaringan. Jika ada yang baru keluar dari masa hukuman, mereka akan kembali meraih sebagai ikhwan dan potensi serupa kejadian seperti yang dilakukan Agus Sujanto (pelaku bom bunuh diri Polsek Astana Anyar)," tambahnya.

Baca juga: Sepak Terjang Agus Sujatno Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar: Terlibat Kasus Bom Panci

Ia mengungkap saat ini masih banyak anggota JAD yang masih aktif termasuk di Bandung.

"Saya melihat ada sekian banyak bahasanya cabang JAD itu. Memang salah satunya masih aktif itu Bandung, Bandung Raya lah bahasa mereka," terangnya.

Kronologi meninggalnya Aipda Sofyan

Beredar foto yang diduga kendaraan milik pelaku bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat yang terjadi pada Rabu (7/12/2022).
Beredar foto yang diduga kendaraan milik pelaku bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat yang terjadi pada Rabu (7/12/2022). (Istimewa)

Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat (Kasat Binmas) Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung, AKBP Sutorih mengungkap kronologi meninggalnya Aipda Sofyan.

Aipda Sofyan merupakan petugas yang menghadang pelaku bom bunuh diri ketika ingin masuk ke Mapolsek Astana Anyar.

Peristiwa itu terjadi ketika anggota Polsek Astana Anyar sedang apel pagi.

"Saat itu apel pagi pintu gerbang ditutup. Pelaku memaksa masuk dan dihalangi Babinsa. Kebetulan saat itu almarhum yang menghalangi (pelaku) supaya tidak masuk," ujarnya pada Rabu (7/12/2022) dikutip dari Kompas.com.

AKBP Sutorih mengatakan, Aipda Sofyan sempat bersitegang dan mendapat ancaman dari pelaku.

Pelaku juga mengacungkan senjata tajam ke Aipda Sofyan agar tidak mendekat.

Baca juga: 7 Polisi Korban Bom Polsek Astana Anyar Bandung Sudah Bisa Pulang Tinggalkan Rumah Sakit

Aipda Sofyan sempat mundur saat pelaku didorong menjauh darinya, namun ledakan bom bunuh diri itu tetap mengenai Aipda Sofyan dan membuatnya meninggal dunia.

"Pelaku bawa senjata tajam, Aiptu Sofyan mundur dan saat (pelaku) didorong, langsung meledak karena bawa bom," terangnya.

Kronologi kejadian

Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Aswin Sipayung mengatakan, bom bunuh diri ini terjadi pada pukul 08.20 WIB ketika anggota Polsek Astana Anyar sedang melakukan apel pagi.

Ia mengatakan ketika apel pagi, terduga pelaku menerobos masuk ke Polsek dan menodongkan senjata ke para anggota.

"Polsek Astana Anyar sedang melakukan apel pagi tiba-tiba ada orang masuk ke Polsek mengacungkan senjata tajam, menerobos barisan apel pagi dan seketika anggota menghindar," ujarnya dilansir dari siaran langsung YouTube Kompas TV.

Baca juga: Tetangga Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri di Bandung Dikenal Kurang Bersosialisasi

Setelah pelaku masuk ke depan Polsek, diduga bom diledakkan dan pelaku meninggal di tempat.

"Tidak lama kemudian ada ledakan dan sekarang pelaku meninggal dunia di lobi Polsek Astana Anyar," jelasnya.

Sementara itu, Polsek Astana Anyar mengalami kerusakan yang cukup parah di bagian depan.

"Kami gambarkan bahwa pintu gerbang polsek, lokasi apel pagi yang rusak seluruh bagian luar depan polsek hancur," tambahnya.

Polisi langsung melakukan olah TKP dan memasang garis polisi di sekitar Polsek Astana Anyar.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.com/Dian Herdiansyah) (Kompas.com/Putra Prima Perdana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas