Orang Tua di Lumajang Diduga Siksa Anaknya hingga Wajah Memar dan Kulit Melepuh
Seorang anak di Lumajang diduga dianiaya orang tuanya hingga alami luka lebam dan melepuh di tubuhnya. Kini polisi turun tangan usut kasusnya.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Seorang anak berusia enam tahun di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, ditemukan pamannya dalam kondisi menyedihkan.
MWS (6) ditemukan dalam keadaan terdapat luka melepuh di kulit serta ada luka memar di wajahnya.
Pamannya, Janoto, yang pertama kali mengetahui kondisi keponakannya tersebut pun melaporkan ke pihak desa.
Kasat Reskrim Polres Lumajang, AKP Hari Siswanto mengonfirmasi kabar tersebut.
"Paman korban mendapati ada luka di tubuh korban langsung melaporkannya ke pihak desa dan meneruskannya ke kami," ungkapnya seperti yang dikutip dari Kompas.com.
MWS pun langsung dibawa ke Puskesmas Desa Penanggal usai polisi mendapatkan laporan tersebut.
Baca juga: Aksi Sadis Suami Bunuh Istri yang Hamil 5 Bulan Karena Cemburu di Lumajang, Sabetkan Celurit 6 Kali
Hingga akhirnya, MWS dirujuk ke RSUD dr. Haryoto Lumajang untuk mendapatkan tindakan perawatan intensif.
"Korban ada luka melepuh di badannya, ada memar juga, kita sudah koordinasikan dengan dokter dan masih menunggu hasil pemeriksaan untuk mengetahui penyebabnya," lanjut Hari Siswanto.
Kedua orang tua korban pun dipanggil pihak kepolisian untuk dilakukan pemeriksaan.
Mendengar kasus tersebut, Thoriqul Haq selaku Bupati Lumajang pun akan menjamin pengobatan MWS.
"Biaya akan ditanggung penuh oleh pemerintah daerah melalui rumah sakit ini," kata Thoriq di RSUD dr. Haryoto Lumajang.
Kompas.com mewartakan, Thoriq telah menyaksikan kondisi MWS.
"Saya tadi melihat langsung kondisinya ada beberapa luka bakar, lebam dan kondisi fisiknya ada banyak bekas akibat kekerasan," tuturnya.
Baca juga: Anggota Polrestabes Medan yang Siksa Tahanan hingga Meninggal Segera Diadili
Ia juga meminta pihak rumah sakit untuk mendampingi korban dengan tim psikologi.
"Saya juga minta kepada rumah sakit untuk mendampingi dengan tim psikologi anak, juga Dinsos untuk terus memantau dan melakukan pendampingan khusus," tambahnya.
Tak hanya untuk pendampingan psikologi, Cak Thoriq juga meminta pihak rumah sakit menempatkan MWS di ruangan khusus.
"Saya minta kepada rumah sakit untuk korban ini ditempatkan di tempat perawatan khusus sehingga proses perawatannya bisa intens terus dilakukan pokoknya harus sampai sembuh," pungkasnya.
(Tribunnews.com, Renald)(Kompas.com, Miftahul Huda)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.